M Riadi. (ist)

MATARAM – Dalam rangka mempersiapkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, M Riadi melakukan identifikasi langsung terhadap potensi Tembakau Rakyat dan Pinang yang menjadi komoditas strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTT.

Langkah awal identifikasi ini menegaskan pentingnya optimalisasi sumber daya lokal guna membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. Dalam kunjungan kerjanya di Lombok Timur, Riadi mengecek salah satu Pelaku Usaha Lokal yang selama ini aktif menyediakan kebutuhan komoditas tersebut, yakni UD Pahmi milik Syamsul Ahyar di Suralaga Lombok Timur.

Syamsul, menyatakan kesiapannya untuk menyediakan pasokan Tembakau Rakyat dan Pinang iris kering yg menjadi kebutuhan masyarakat NTT. Menurutnya, kepastian pasar merupakan faktor utama yang mendorong petani untuk menanam lebih banyak, sehingga kapasitas produksi dapat meningkat secara signifikan.

Saat ini, UD. Pahmi mampu menyiapkan 11–13 ton Tembakau Rakyat per bulan, terdiri dari sekitar 3 ton tembakau gulung (Tembakau Susur) dan 8–10 ton Tembakau Tumpi.

Selama ini, UD Pahmi mendapatkan bahan baku Tembakau dari sejumlah kecamatan penghasil utama di Lombok Timur, yakni Suralaga, Selong, dan Pringgabaya—wilayah yang masyarakatnya sejak lama dikenal sebagai petani Tembakau Rakyat. Dengan potensi yang besar dan dukungan pasar yang lebih pasti, Pak Syamsul optimistis kontribusi petani lokal akan terus meningkat.

Sementara untuk Pinang iris kering, UD Pahmi baru mampu menyediakan sekitar 20 ton per tahun. Pasokan tersebut sebagian besar berasal dari Lombok Utara dan Lombok Timur, ketersediaannya terbatas karena panen pinang hanya berlangsung pada Juli hingga Oktober.

Dalam pertemuan forum kerja sama NTB–NTT–Bali baru-baru ini, Gubernur NTT menyampaikan bahwa kebutuhan belanja Pinang di wilayahnya mencapai Rp700 miliar per tahun. Angka ini menjadi pemantik penting bagi NTB untuk melihat Pinang sebagai komoditas unggulan baru yang patut digarap lebih serius.

Menindaklanjuti peluang tersebut, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyiapkan rencana pengembangan Pinang secara terstruktur, mulai dari penyediaan bibit unggul (Pinang Alor) hingga mendorong partisipasi masyarakat untuk menanam secara masif. Program penanaman dirancang agar bisa dilakukan di berbagai ruang, mulai dari halaman rumah warga, sepanjang jalan desa, pematang sawah, ruang terbuka hijau, hingga lingkungan rumah ibadah dan perkantoran pemerintah daerah.

“Potensi ini sangat besar, baik di sektor Tembakau Rakyat maupun Pinang. Keduanya bisa menjadi penggerak ekonomi baru jika dikelola secara terarah,” timpal Riadi.

Melalui langkah strategis ini, NTB optimis dapat memperkuat posisi sebagai pemasok komoditas pertanian untuk NTT, sekaligus membuka peluang pendapatan yang lebih luas bagi petani dan pelaku usaha lokal. Dengan sinergi yang semakin kuat, sektor pertanian NTB diharapkan menjadi pondasi penting untuk membangun perdagangan antardaerah yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *