FENDI/ RADAR MANDALIKA AKSI: Masyarakat yang tergabung dalam APTA NTB melakukan aksi damai di depan Bandara Internasional Lombok, kemarin.

PRAYA – Aliansi Pengusaha Transportasi (APTA) NTB mendesak pemerintah maupun pihak pengembang untuk melibatkan transportasi lokal.
Salah seorang orator aksi, Lalu Pajrurrahaman menjelaskan, kegaitan aksi tersebut bukan tanpa dasar dan upaya mediasi, namun aksi tersebut wujud dari tidak ada titik temu dan janji palsu pihak pengembang dalam mengakomodir keberadaan transportasi lokal di NTB.
“Kami selalu di prank, dijanjikan besok kami akomodir namun hanya janji. Percuma ada MotoGP kalau kita hanya jadi penonton,” tegasnya.
Permintaan masyarakat jelasnya, dalam even tersebut cukup sederhana yakni dilibatkan sesuai dengan kemampuan mereka yakni pemanfaatan untuk jasa transportasi. Dia menegaskan, tidak ada alasan untuk tidak melibatkan massyarakat lokal pasalnya dari segi SDM banyak pengemudi yang menguasai bahasan hingga sepuluuh bahasa, demikian juga dengan standar transportasi yang ada juga siap untuk diikuti.
“Kita minta oknum pejabat ITDC dan MGPA yang telah merendahakan transportasi lokal, selama ini tidak ada yang merepresentasikan keterlibatan masyarakat lokal mereka orang luar yang mengisi perut di sini,” sesal dia.
Hal senada juga disampaikan orator lain, Abdul Mutalib. Dimana keberadaan pihak pengembang jelasnya, mesti mampu mengakomodir tansportasi lokal agar masyarakat lokal mendapat dampak ekonomi dari even yang ada. Dia menjelaskan, dengan kondisi saat ini masyarakat lokal hanya ngangak, ngongok dan ngingik karena minimnya pelibatan dan apresiasi dari pemerintah dan pihak pengembang. Warga Kuta ini menerangkan beberapa kali sering berhadapan dengan permasalahan di KEK Mandalika yang menurutnya sangat terbalik dari hajatan KEK itu sendiri yakni memberikan prioritas kepada massyarakat lokal.
“Pengembang juga harus mampu mengakomodir transportasi sebagai masyaraat yang di tempati, sehingga kami tidak seperti anjing mengonggong,” teriaknya.
Ada pun tuntutan para pengusaha tarnasportasi dalam aksi tersebut yakni, meminta untuk mencopot dan mengusir oknum staf dari ITDC NU yang telah meremehkan pelaku/ pengusaha transportasi lokal. Menuntut PT Angkasa Pura 1 BIL untuk membatalkan bot/ contener ITDC di BIL, menolak kendaraan luar masuk NTB sebagai transportasi MotoGP, dan juga menuntut libatkan kendaraan dan transpotasi lokal sebagai transpotasi pendukung MotoGP. (ndi)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *