MATARAM – Ratusan mahasiswa di Kota Mataram yang tergabung dalam aliansi maupun secara organisasi kemahasiswaan melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD NTB di jalan Udayana, Senin (11/4/2022). Tidak main-main, massa aksi pun membakar band bekas di depan gerbang kantor wakil rakyat.
Aksi mahasiswa secara serentak se- Indonesia ini memiliki tuntutan yang sama. Mereka menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
Adapun massa ini dari HMI, IMM, Himmah NW, LMND, GMNI, BEM Nusantara NTB yang tergabung dalam Aliansi APARAT menduduki gerbang barat kantor DPRD NTB Pukul, 10:37 wita, kemudian disusul kelompok mahasiswa dari KPR, BEM Unram, SMI, FMN.
Dalam tuntutannya, massa mendesak presiden untuk bersikap tegas menolak penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden karena menyimpang dari semangat konstitusi, massa juga menuntut presiden untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di tengah masyarakat.
Tidak hanya itu, massa mendesak presiden untuk menstabilkan harga BBM yang mengalami kenaikan secara signifikan dan menuntut presiden untuk segera menurunkan dan menjaga stabilitas harga barang dan jasa.
“Sepertinya pemerintah sedang membenturkan kita dengan argumentasi persepsi hingga akhirnya kita caos. Pada wacana penundaan pemilu ini yang justru kami sesalkan,” tegas PJ Ketua HMI Cabang Kota Mataram, Fahri dalam orasinya.
Menurut Fahri, sebagai anak kandung reformasi 98 menyuarakan bagaimana demokrasi dengan menyampaikan aspirasi di depan umum dan seperti hari ini mau ‘dilacurkan’ lewat wacana yang tidak membangun dan dapat memecah belah sebagai masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan kelangkaan dan kenaikan harga BBM dirasanya belum jelas karena belum ada pernyataan sikap yang serius dari pemerintah.
“Ini yang belum jelas saya rasa soal kelangkaan BBM,” katanya tegas.
Sementara itu, Ketua DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda yang menemui massa aksi menegaskan mendukung apa yang menjadi aspirasi mahasiswa.
“Kami mendukung apa yang menjadi tuntutan adik-adik melalui dua hal,” tegasnya.
Di samping itu, untuk menjaga kondusifitas Polresta Mataram menurunkan sebanyak 788 personel yang di tempatkan dua titik baik di gedung DPRD maupun kantor Gubernur NTB.
“Terdiri dari personel polresta dan juga personel Polda NTB,” tutur Kapolresta Mataram, Kombes Pol Heri Wahyudi di selah aksi demo.(rif)