LOTIM – Pemkab Lombok Timur (Lotim) respons cepat soal kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar. Namun sayang, Pemprov NTB sampai dengan sekarang tidak ada gerakan. Ada apa ?
Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy menegaskan, kelangkaan itu disebabkan bebasnya pelaku industri membeli BBM di SPBU.
Masalah inti di lapangan menurutnya, karena diperkenankannya industri membeli BBM di SPBU, dengan berbagai macam cara. Karena itu, pihaknya telah memerintahkan tim pengawas, melakukan pengawasan, sehingga kelangkaan BBM di Lotim bisa teratasi.
Orang nomor satu di Lotim ini menginginkan, dengan turunnya tim pengawas, tidak ada lagi jeriken berjejer di SPBU, yang notabenenya digunakan untuk kebutuhan industry. Padahal, mereka para pelaku industry mestinya membeli BBM dengan harga lebih tinggi.
“Kami berharap, turunnya pengawas bisa menyelesaikan masalah,” tegasnya.
Sebagai solusi pemerintah mengatasi kekurangan BBM tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), telah mengajukan tambahan kuota sebesar 20 persen dari indeks kuota yang ada sekarang. Pengajuan penambahan kuota itu, terhadap Hiswana Migas, Pertamina, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.
“Mudahan, dua solusi yakni pengawasan ketat dan meminta tambahan kuota, bisa menyelesaikan masalah di lapangan,” pungkasnya.
Pantauan Radar Mandalika sejumlah SPBU di Lotim, para pengecer atau pun pelaku indsutri membeli BBM dalam jumlah banyak tanpa ada pembatasan jeriken, tidak saja pada siang hari. Akan tetapi, pada waktu malam hari sekitar pukul 23.00 Wita hingga pukul 00.00 Wita. Bahkan tanpa malu, mereka membeli BBM tidak saja menggunakan jeriken, akan tetapi menggunakan drum. Meski demikian, pihak SPBU tetap melayaninya.
Sementara itu, sampai dengan saat ini pemerintah kabupaten kota lain. Lebih parah lagi pemprov NTB belum ambil tindakan. Beberapa kali dikonfirmasi dan dimintai tanggapan tidak pernah respons. Ada apa?.(fa’i/01)