MATARAM – Progam Zero Waste Pemprov NTB kembali dinilai program gagal. Untuk itu, DPRD NTB meminta Pemprov agar menghentikan program yang terkesan pemborosan APBD.
“Zero Waste itu nggak ada hasil. Program gagal,” tuding anggota DPRD NTB, Made Selamet, kemarin.
Dirinya justru heran program yang tidak mencerminkan hasil kongkrit itu masih saja mendapatkan kucuran dana APBD mencapai puluhan miliaran. Jika sudah jelas gagal lantas kenapa mesti dianggarkan kembali. Hal tersebut lanjut politisi PDIP itu malah memunculkan kecurigaan bahwa Zero Waste itu lahan pencucian uang.
“Pantes saja dicurigai zero waste itu pencucian uang. Itu tangapan orang. Gagal tapi dianggarkan lagi,” kata anggota Komisi II DPRD NTB itu.
Made yang ditemui media di lapangan memperlihatkan betapa sekitar kota Mataram khsusunya di depan pertokoan berserakan sampah. Kebersihan tidak terurus apalagi sampai ada berjejer tong sampah.
“Di Kota Mataram saja masyarakatnya berpikir maju masih seperti ini. Sampah masih ada dimana mana apalagi di kawasan pedesaan,” sentilnya.
Menurut Made, mestinya pemprov mengevalusasi jika telah disebut gagal. Apakah kelirunya diperencanaan, kurangnya sosialisai atau apa yang lain yang belum tuntas. Justru yang terjadi malah zero waste tidak pernah dievaluasinya.
“Makanya orang berpikiran zero waste ini seperti main titip anggaran,” sebutnya.
Made menegaskan, Zero Waste itu akhirnya bukan program melainkan hanya berupa proyek semata. Hal ini malah berdampak kepada program lainnya.
“Apapun diprogramkan pemerintah pasti banyak kecurigaan jadinya,” tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukaram yang dikonfirmasi terpisah membantah sejumlah tudingan tersebut. Pihaknya lalu menjawab dengan data ril. Di tahun 2018 sampah terkelola 20 persen. Sampai dengan tahun 2021 telah terkelola mencapai 49 persen.
Berikutnya, tahun 2018 bank sampah baru 167 unit lalu di tahun 2021 bertambah menjadi 483 unit. Program zero waste itu terbangunnya berbagai industrialisasi pengelolaan sampah misalnya Black soldier fly di Lingsar Lobar, Industri Pelet sampah campuran batu bara, Pirolisis kelola sampah menjadi solar, Pengolah limbah medis dan Pembangunan block solutions yaitu lego bata plastik terbuat dari sampah.
“Hadirnya dukungan berbagai negara dalam membangun tata kelola sampah yaitu Polandia, Italia, Denmark, Finlandia, Australia, Singapura dan Swedia,” beber Madani.
Madani juga menjelaskan, jika yang menjadi acuan masyarakat belum bisa mengubah mindset hidup bersih menurut Madani itu pekerjaan kolaborasi dan sinergitas Provinsi dengan kabupaten kota.
“Yang saat ini sedang berproses. Karena memang memerlukan waktu yang panjang,” terangnya.
Madani juga menjelaskan bahwa program zero waste program prioritas Pemprov NTB yang tetap dilanjutkan. Bahkan dalam upaya mendukung program zero waste dan NTB hijau pimpinan mengharapkan agar pada acara acara tertentu yang biasa dibuatkan karangan bunga diganti dengan tanaman dalam pot. (jho)