MATARAM – Munculnya penolakan pembukaan akses jalan menuju pembangunan Graha Sultan II oleh warga Graha Sultan I ditanggapi pihak pengembang. Pihak PT Citra Jaya selaku pengembang menegaskan pihaknya memastikan keamanan dan kenyamanan penghuni setempat. Meski dibukanya akses jalan ke belakang untuk mengembangkan perumahaan Graha Sultan II.
“Keamanan dan kenyamanan tanggungjawab kami,” tegas Direktur PT Citra Jaya, H Jamaludin di Mataram Jumat (23/05).
Jamal menjelaskan akses jalan yang dikomplain penghuni Graha Sultan I setempat sudah ada jauh-jauh hari. Jalan tersebut menjadi akses pembangunan di bagian belakang (Graha Sultan II) sehingga pihaknya hanya menutup menggunakan kayu-kayu biasa. Tujuannya memudahkan pengembangan bagian belakang.
“Jadi perumahan Graha Sultan ini sebetulnya proyek pembangunannya belum selesai. Yang di depan masih mau dibangun. Begitupun yang bagian belakang. Sehingga akses jalan yang diprotes warga itu sebelum ada perumahan, akses jalan sudah ada. Selama ini kami tidak pernah tutup akses jalan itu. Sudah dua tahun. Mengingat kita punya lahan dibelakang untuk kelanjutan pembangunannya,” jelas Jamal.
Namun beberapa hari lalu, akses jalan itu justru ditembok oleh penghuni tanpa sepengetahuan pihak pengembang. Sementara pihak pengembang sendiri akan membangun 60 an unit di lahan belakang. Diakuinya juga di akses jalan tersebut lokasi dibangunkannya Musala seperti yang dijanjikan selama ini.
“Warga hari minggu (pekan lalu) kemarin, mereka nembok sementara kami sedang melakukan pengurugan. Mereka pun nembok sepihak tanpa sepengetahuan pengembang. Di lokasi itu juga Musala belum kita bangun. Semua itu masih tanggung jawab kami. Itu juga masih beluk serah terima sama Pemda. Kita juga masih membangun. Sehingga kami sampaikan ke warga kalau butuh penjelasan datang ke kantor. Cuma mereka balik, kami yang disuruh kesana,” jelasnya.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain, tembok yang dibangun warga itu harus dirobohkan. Sebab itu menjadi akses jalan untuk pembangunan di bagian belakang.
“Perumahan ini kan investasinya besar (terutama tersedianya) jalan-jalan (akses) ini. Sehingga kita biarkan jalan itu idak ditutup permanen. Udah dua tahun. Tujuan kita untuk pengembangan perumahan. Saya kira warga juga sudah tahu (rencana) itu. Masak kita harus kasih tau lagi. Itu kan hak disini,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kenyamanan sendiri, pihaknya menegaskan tetap memikirkan keamanan kenyamana warga. Aktivitas peng-urug-an yang dilakukan saat ini yang membuat warga setempat merasa terganggu tentunya sudah diatur trayeknya senyaman mungkin. Terutama waktu pengangkutan urugan.
“Kita batasi sampai jam lima sore. Jadi kita sudah atur semua,” katanya.
Aktivitas urugan itupun lanjutnya melewati akses belakang. Tujuannya tidak mengganggu aktivitas warga.
“Memastikan tidak terganggu 100 persen mungkin tidak. Tapi, langkah yang kami lakukan meminimalisir gangguan itu. Makanya kami urugannya lewat belakang,” jelasnya.
Adapun untuk Musala sendiri dipastikan tetap dibangunnya. Selama ini rumah ibadah tersebut urung dibangun karena pengembangan perumahan Graha Sultan belum selesai. “Tetap kami bangunkan,” katanya.
Disinggung soal keamanan, Jamal memastikan tetap terjaga. Malah, petugas keamanan saat ini masih digaji oleh pihak Graha Sultan.
“Pembangunan Graha Sultan II itu tetap kita tembok keliling juga. Tetap satu akses. One Gate system,” ujarnya.
Oleh karenanya, jika ada warga yang komplain, baiknya mendatangi kantor PT Citra Jaya untuk dapat diberikan penjelasan. “Izin-izin kami sudah lengkap semua,” pungkasnya. (jho)