MATARAM – Hingga memasuki awal Juli, belum ada satu Partai Politik (Parpol) yang terang-terang menyatakan dukungan ke salah satu bakal pasangan calon kepala daerah (Balonkada) di NTB sejauh ini. Dampkanya meski elektabilitas para balonkada meninggi sejauh ini namun belum menjamin yang bersangkutan akan mulus hingga pendaftaran ke KPU NTB Agustus mendatang.

“Lagi-lagi karena belum ada sikap jelas partai politik,” terang Pengamat Politik UIN Mataram, Ihsan Hamid di Mataram, kemarin.

Belum adanya kepastian parpol dalam bentuk rekomendasi resmi mengakibatkan semua pihak kebingungan. Tidak saja para pendukung ataupun relawan, melainkan Bapaslon yang sudah deklarasi pun belum ada yang tetap dipastikan bergandengan tangan. Ihsan menyebutkan pasangan Rohmi – Firin misalnya. Meski keduanya kader partai Perindo dan PDIP toh kepastian partainya belum jelas.

“Kemarin Perindo umumkan Cakada. Ndak ada itu sebutan Rohmi-Firin,” ujarnya.

Berkali-kali mereka deklarasi namun tanpa kehadiran fungsionaris partai di daerah. Tentu hal ini menjadi satu barometer bahwa paket tersebut belum dapat dipastikan final.

Hal yang sama dengan Zul-Uhel. Deklarasi keduanya tidak dihadiri fungsionaris maupun petinggi partai. Baliho bertebaran dimana-mana tidak juga membuat partai menyatakan rekomendasi jelas. Padahal Zul merupakan kader PKS begitupun Uhel masih kader Golkar. Hal tersebut tidak menampik ada asumsi publik bahwa keduanya di tengah jalan berpotensi pecah.

Hal sama pun pada posisi Lalu Iqbal – Dinda yang belakangan sudah mulai ‘pacaran’. Lagi-lagi itu sebatas pacaran saja tidak ada yang menjamin bisa ‘menikah’ di KPU.

“Duet Zul-Uhel diasumsikan pecah. Rohmi Firin goyah. Iqbal Indah pun belum jelas,” sebutnya.

Belum lagi posisi Gita-Sukiman. Selain hasil survei masih rendah, Gita sendiri belum bisa memperlihatkan sikap politik secara vulgar. Gita masih berstatus sebagai ASN Sekda NTB. Katanya mestinya jika total ingin berlaga langkah pengunduran dirinya harus dilakukan demi lebih banyak menyapa ke masyarakat.

“Justru itu saya lihat Gita ini kita dorong lebih serius. Butuh kepastian tim-tim di bawah. Mau maju mundur dong. Sehingga pasangan lebih nyaman, relawan lebih yakin, Parpol makin diyakininya,” paparnya.

Dari fakta di atas, sejauh ini Ihsan melihat sebetulnya yang sudah nyata itu komposisi Cakada. Rohmi, Zul, Iqbal maupun Gita sebagai Balonkada. Adapun wakilnya masih berpotensi berubah selagi tidak ada kejelasan sikap Parpol.

Katanya jika poros tiga terbentuk maka koalisi KIM plus dan Poros Ganjar akan terbentuk. Adapaun Koalisi perubahan seperti PKB, Nasdem maupun PKS akan memilih salah satu koalisi poros yang ada.

“Saya masih meyakini di tiga atau empat poros. Untuk menjadi dua saya kira sulit terjadi,” pungkasnya.

Sementara itu berdasarkan data yang didapatkan koran ini, tingkat elektoral Cakada tersebut masih dikuasai Zul dan Rohmi. Hasil survey LSI Denny JA peridoe 11-17 Mei menempatkan Zul tertinggi disusul Suhaili, Rohmi, Iqbal dan Lalu Gita Ariadi. Fakta berbeda dari hasil Survey Indikator periode 28-31 Mei, Rohmi diposisi tertinggi disusul Zul, Iqbal dan Gita. Kemudian Poltracking Indonesia periode survey 31-7 Juni menempatkan Rohmi, Zul, Iqbal dan Gita. (jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 253

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *