MATARAM – Status Orang Tanpa Gejala (OTG) ternyata sangat membahayakan. Buktinya, angka Covid-19 terus bertambah jika ditambah masyarakat tidak menerapkan prilaku disiplin. Data 2 Juli kemarin, jumlah OTG masih tinggi mencapai 7.138 orang. OTG itu pada dasarnya sehat saja meski di dalam tubuhnya ada virus Corona (Covid-19).
Wakil Gubernur NTB, Dr Sitti Rohmi Djalillah menyampaikan kasus Tenaga Kesehatan (Nakes) yang terserang Covid-19 mayoritas tidak berada di zona merah, melainkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), poli praktek umum sehingga disimpulkannya dari tracing yang dilakukannya OTG mencapai diangka lebih dari 80 persen saat ini. Mereka yang fisiknya luar terlihat sehat saja namun akan sangat cepat menyerang yang lemah fisiknya. Para Nakes tersebut terpapar secara tidak sengaja. Saat ini sejumlah 152 Nakes baik dokter dan perawat positif Covid-19. Semuanya berada di 10 RS di NTB dan lima Puskesmas.
“OTG ini virus korona yang tidak kelihatan. OTG sehat sehat saja tetapi didalamnya ada virus sehingga bisa menular kemana -mana,” ungkap Wagub saat jumpa pers, Kamis kemarin.
Wagub menegaskan, disipilin menjadi kunci. Tanpa menerapkan dispilin angka positif Covid-19 di NTB susah bisa diatasi. Sebab, bisa dibayangkan disetiap pasien yang dilakukan tracing banyak di antaranya tidak diketahui tracing kontaknya alias unidentified.
“Faktor utama disiplin. Lainnya pendudukung. Disipilin modal utama hadapi Covid-19. Disipilin ini bisa diwujudkan dalam masyarakat. Ini bukan kerja mudah. Butuh sinergi luar biasa dari semua pihak,” tegas Wagub.
Tidak hanya itu Wagub meyakini jika semua pihak memerankan fungsi masing-masing maka Covid-19 bisa diatasi.
Wagub tidak mengela angka positif di NTB masih terbilang tinggi. Data per 2 Juli angka positif di NTB mencapai 705. Yang meninggal pun terbilang tinggi sebanyak 18 pasien. Saat ini yabg masih dirawat 388, yang sembuh hanya 299, Pasein Dalam Pengasawan (PDP) 598 dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 427 orang. Berikutnya Orang Tanpa Gejala diangka yang Pantastis 7.138 dan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) diangka 61.399.
Angka kematian, lanjut Wagub awalnya Pemprov optimis sebab masyarakat bisa terlihat disipilin, sehingga jumlah pun landai namun di atas tanggal 21 Mei lalu pihaknya terkejut. Yang meninggal terus bertambah.
“Tapi sebagian besar yang meninggal ada penyakit bawaan,” katanya.
Wagub kembali menegaskan strategi yang harus dilakukan bagaiman disiplin bisa diterapkan lagi di NTB.
“Kita ingin penyelesaian Covid-19 ini diselesaikan Secara persuasif,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan dari tracing kasus yang ada satu orang bisa menularkan hingga ke 100 orang lain. Eka juga menjelaskan selain OTG yang menjadi atensi pemerintah saat ini yaitu, PPTG terlebih jumlahnya di NTB sangat tinggi. Belum lama ini ditemukan tiga orang PPTG Positif Covid-19 saat diswab ketika mereka bepergian ke luar daerah.
“Padahal mereka itu sehat sehat. Artinya kalau kondisi mereka sehat tetapi ternyata ada virus Covid-19 berarti berpotensi menular ke yang lain,” terang Eka di tempat yang sama.
Eka juga menjelaskan, saat ini semua RS penuh Covid-19 baik milik pemerintah maupun yang negeri. Hal ini bukan berarti RS tutup menerima pasien Covid-19 tetapi jika ada pasien maka ditempatkan atau diisolasi di Hotel Aruna dan Asrama Haji.
“Jadi bukan berarti RS tidak terima pasein positif, tapi tempat tidur sudah penuh. Saat ini di RSUP ada 13 Pasein yang di IGD karena ruang tidur penuh,” terangnya.
Sebagai langkahnya Pemprov punya ancang-ancang agar dilakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Rencana ini diakuinya belum bisa dilakukan sebab segala persyaratan harus bisa terpenuhi.
“Kita akan mulai menerapkan ke masyarakat kalau ada tetangganya yang mau isolasi mandiri bisa diterima,” kata Eka.
Disinggung Nakes, Eka menjelaskan semua Nakes yang positif sejak awal Mei lalu kemudian semuanya di off-kan. Tidak hanya mereka yang terpapar melainkan jika ada kelompok shif-nya saat kerja pun tidak diperkenankan bekerja.
Diakui Eka saat ini tenaga kesehatan masih kekurangan. Namun RS tidak boleh kekurangan Nakes untuk itu Pemprov sendiri merekrut 25 Nakes untuk RS Darurat baik dokter dan perawat. Mereka merupakan relawan Covid-19 yang akan ditempatkan di NTB. Dari yang telah mendaftar dari NTB hanya tiga orang sisanya dari luar daerah semua.
“Kita juga ada tambahan dua orang dari Menkes satu dokter satu perawat,” pungkasnya. (jho)