RAZAK/RADAR MANDALIKA Sri Sulistiowati

MATARAM – Lurah Mataram Barat, Sri Sulistiowati menilai, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram perlu melanjutkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) bagi warga kota yang terdampak pandemi Covid-19. Mengingat penyebaran pandemi ini masih berdampak pada sektor ekonomi rumah tangga yang mengakibatkan penghasilan masyarakat berkurang.

“Kita tahu sendiri kan pandemi ini mungkin semua pendapatan orang berkurang. Bantuan ini perlu sekali apalagi pandemi seperti ini. Cuma maksud saya yang diberikan kepada masyarakat yang sifatnya lebih bermanfaat,” kata dia kepada Radara Mandalika, kemarin (18/02).

Maksudnya, kalaupun bantuan JPS Kota Mataram akan dilanjutkan di tahun 2021. Sulistiowati lebih setuju jika bantuan JPS yang diberikan kepada warga terdampak Covid-19 diganti dalam bentuk uang seperti halnya bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah pusat. Ketimbang JPS diberikan dalam bentuk paket sembako seperti pada tahun 2020.

“Seperti program pemerintah pas juga diberikan langsung uang yang bisa digunakan untuk yang lebih bermanfaat. Tidak hanya buat makan tetapi juga memikirkan buat anaknya,” kata dia.

Kalau dalam bentuk uang, lanjut Sulistiowati, warga dapat menggunakan bantuan untuk kebutuhan yang diperlukan. Misalkan bisa digunakan untuk membeli kuota internet anak untuk kebutuhan belajar dalam jaringan (Daring) atau online di tengah masa pandemi sekarang.

“Biaya internet (kuota) ini orangtua pusing. Karena setiap hari kan mereka daring. Jadi, terkendalanya masalah-masalah kuota. Di satu sisi mereka memikirkan makan, dan satu sisi mereka memikirkan untuk membeli kuota,” cetus dia.

Saat turun ke masyarakat, Sulistiowati mengaku merasa perihatin melihat orangtua yang cukup kesulitan membeli kuota internet untuk kebutuhan anak belajar online. Karena itu, dia lebih setuju kalau bantuan JPS akan diberikan dalam bentuk uang bagi warga terdampak pandemi Covid-19.

“Bila perlu masuk ke rekening mereka masing-masing. Itu mungkin lebih pas. Kalau saya sih warga sendiri yang mengelola uang tersebut (bantuan) digunakan untuk apa sesuai kebutuhan,” kata perempuan yang baru setahun jadi luran itu.

Sulistiowati menambahkan, di satu sisi pengadaan jaringan wifi oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Kiominfo) Kota Mataram di dua lingkunga di wilayah kerjanya, saat ini dinilai sudah tidak berjalan maksimal. Padahal, program akses internet gratis itu dirasa sangat membantu anak-anak sekolah dalam menunjang pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

“Setelah saya turun ke lingkungan, saat ini banyak warga komplain kok wifi ini gak jalan. Itu sebenarnya bagus kemarin agak membantu. Jadi mereka ngumpul belajar di sana,” ungkap dia.

Sulistiowati mengutarakan, tercatat sebanyak 462 kepala keluarga (KK) terdampak pandemi yang mendapatkan bantuan JPS Kota Mataram dalam bentuk paket sembako pada tahun 2020 di enam lingkungan. Belum lagi warga yang yang mendapatkan BST dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

“Waktu pandemi, saya juga baru jadi lurah. Jadi, saya mendata betul-betul warga saya. Jadi, tidak ada yang terlewati yang memang berhak menerima bantuan,” terang dia. (zak)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 333

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *