Penambah Keyakinan Menang, Anggap Nomor Keberuntungan
Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Lombok Barat punya makna beragam soal nomor urut yang diperolehnya. Apa saja pandangan para paslon itu? Berikut rangkumannya.
WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT
SENIN (23/9) malam menjadi momen penuh kejuatan dan makna bagi empat Pasangan Calon (Paslon) Bupati Wakil Bupati Lombok Barat (Lobar). Malam itu adalah waktunya pengambilan nomor urut. Nomor yang diperoleh keempat paslon membawa kebahagiaan dan memiliki makna tersendiri bagi paslon.
Seperti nomor urut 1 yang diperoleh paslon Nauvar F Farinduan-Hj Khairatun (Rintun). Bagi Rintun, nomor urut 1 ibarat bisa mengulangi sejarah kemenangan paket H Zaini Arony dan Fauzan Khalid (AZAN) pada Pemilu 2014-2019 lalu. Siapa pun tahu, H Zaini Aroni merupakan ayah Farin dan Fauzan adalah suami Hj Khairatun.
“Alhamdulillah Lombok Barat mengulang sejarah yang awal, pasangan Azan (Zaini Aroni – Fauzan Khalid). Hari ini kita besopoq malik (bersatu lagi, Red) nomor 1,” ucap Farin dalam sambutannya, Senin (23/9) malam.
Sejumlah dukungan yang diraih Rintun sejauh ini membuat paslon ini optimis menang. Bahkan mengulang sejarah Azan dan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lobar periode 2025-2030 mendatang.
“Mudah-mudahan Farin dan ibu Khairatun menjadi Bupati ke-10 Kabupaten Lombok Barat,” harapnya.
Farin pun memohon doa restu kepada masyarakat, hingga para tokoh agama, agar proses pemilihan kepada daerah di Lobar bisa berjalan dengan baik. Serta bisa melahirkan pemimpin terbaik untuk Lombok Barat. Hal senada diutarakan Hj Khairatun. Mantan Ketua TP PKK Lobar itu berharap nomor urut 1 membawa keberhasilan dan kemenangan.
“Dan ini (nomor 1) terus akan melekat di RinTun. Dan InsyaAllah berkat izin Allah SWT akan membawa kesuksesan, membawa keberhasilan dan kemenangan untuk RinTun,” pungkasnya.
Tidak kalah senang. Pasangan Hj Nurhidayah dan Imam Kafali (Dafa) yang mendapat nomor urut 2. Bagi pasangan dengan slogan Jalan Baru itu, nomor urut 2 begitu bermakna. Angka itu dianggap sebagai keseimbangan, dan angka keberuntungan yang membawa Prabowo dan Gibran menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Paslon ini ingin kembali mengukir kemenangan Prabowo-Gibran dengan nomor urut yang sama di Pilbup Lobar.
“Alhamdulillah, nomor 2 itu adalah keseimbangan. Sebagaimana pak Prabowo dan mas Gibran,” ujar Nurhidayah dalam sambutannya.
Dirinya berharap jika nantinya menang, bisa ada keseimbangan dalam membangun Lombok Barat. Nurhidayah dan Imam Kafali tak ingin memberi janji yang muluk-muluk dan bombastis kepada masyarakat.
“Kami tidak berjanji memberikan mobil, motor bahkan uang. Tapi program Jalan Baru adalah program yang langsung menyentuh masyarakat yang ada di bawah,” tegasnya.
Melalui program Jalan Baru, paslon Dafa ingin mengajak semua pihak membangun daerah secara gotong royong. Menaikkan insentif ketua RT, ketua RW, kader posyandu. Kemudian juga menaikkan insentif bagi guru ngaji, atau pun insentif kepala banjar. Serta memberikan beasiswa untuk warga kurang mampu, anak nelayan, hingga santri berprestasi.
“Saya bersama bapak Imam Kafali menyadari, bila hal-hal kebendaan yang kami tawarkan kepada masyarakat, maka misi Jalan Baru tidak akan tercapai,” imbuhnya.
Pihaknya mengajak semua kalangan untuk menjalankan Pilkada Lombok Barat yang damai. Dia juga menyinggung beberapa waktu yang lalu beredar rekaman video alat peraga sosialisasi Jalan Baru banyak dirusak.
“Saya yakin itu kelakuan orang luar yang ingin mengadu kita,” pungkasnya.
Tidak kalah bahagia paslon, Hj Sumiatun-Ibnu Salim (Manis) ketika mendapat nomor urut 3. Nomor yang didapat membuat paslon ini kian semangat. Meski tak banyak mengumbar janji politik, paslon Manis ini akan tetap komitmen, amanah serta transparan dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Kami pasangan Manis akan berjuang memberikan perubahan yang lebih baik untuk Lobar kedepannya,” ujar Hj Sumiatun.
Menutup sambutannya, wanita asal Sekotong itu memilih berpantun.
“Jeruti arak telu, bukti sak perlu,” ujarnya yang disambut riuh para pendukung yang hadir.
Hal senada juga diutarakan oleh Ibnu Salim. Menurutnya pasangan Manis tidak ingin memberikan janji di luar nalar dan akal sehat. Pihaknya ingin memberikan bukti karya dan janji yang bisa ditepati sesuai dengan kondisi fiskal daerah Lombok Barat.
“Kami tidak ingin memberi janji yang di luar nalar dan akal sehat,” kata Ibnu.
Menurut Ibnu, Pilkada Lobar adalah kontestasi demokratis. Bukan arena untuk sekedar menebar janji. Sehingga paslon yang diusung Partai Golkar, Hanura, Ummat dan Gelora itu mengajak masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya untuk menyambut pesta demokrasi pada 27 November mendatang dengan senyum manis.
“Janji nyata yang bisa kita wujudkan adalah lebih baik dan lebih manis daripada hanya ribuan kata-kata janji,” pungkasnya.
Sementara nomor urut 4 diperoleh paslon Lalu Ahmad Zainin dan Hj Nurul Adha. Paslon LazAdha ini yakin nomor 4 akan membawa kemenangan. Sebab program sejahtera dari desa diyakini akan diterima oleh masyarakat. Lalu Ahmad Zaini (LAZ) memperkirakan tahun ini giliran kemenangan Pilkada ada di nomor 4.
“Kalau kita melihat perjalanan Kabupaten Lombok Barat 10 tahun silam, pemenangnya adalah nomor 2. Kemudian 5 tahun yang lalu pemenangnya adalah nomor 3. Dan InsyaAllah sekarang (Pilkada 2024) giliran nomor 4,” ucap Laz pasca pencabutan nomor urut di kantor KPU Lobar.
Menurutnya empat paslon yang berkontestasi di Pilkada Lobar ini merupakan putra-putri terbaik Lombok Barat. Salah satu diantara mereka, nantinya ditakdirkan menjadi pemimpin Lobar.
“Kami berharap, Pilkada di Lombok Barat bisa berlangsung dengan gembira. Tanpa melalui fitnah, saling menjatuhkan dan lain sebagainya,” ujarnya.
Laz menilai Pilkada ajang untuk adu gagasan dan konsep kesejahteraan bagi masyarakat Lobar. Sebab masyarakat menantikan perubahan. Menjadikan masyarakat Lombok Barat yang maju dan berkeadilan. Mantan Dirut PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) itu yakin program sejahtera dari desa yang diusungnya bisa mewujudkan mimpi itu. Disertai rencana alokasi Rp 1 miliar per desa per tahun dan minimal Rp 100 juta per dusun.
“Jalankan Pilkada ini dengan riang gembira, dengan penuh gagasan yang bisa kita tawarkan kepada masyarakat. Dan tentunya masyarakat lah yang akan menentukan pilihannya,” pungkasnya.
Nurul Adha menyambung dengan pantun yang mengisyaratkan ajakan agar masyarakat Lombok Barat memilih Laz-Adha.
“Dari mana datangnya cinta, dari mata jatuh ke hati. Jika ingin semua bahagia, Laz-Adha pilihan yang paling pasti,” kata perempuan yang akrab disapa Umi Nurul itu.
Ketua DPD PKS Lobar itu berharap pelaksanaan Pilkada berjalan dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian. Ia juga mengajak para paslon memberikan contoh yang baik bagi masyarakat dan para pendukungnya.
“Apalah arti sebuah nomor (urut), yang pasti kami akan berikhtiar agar Laz-Adha memimpin Lombok Barat 2025-2030,” tutupnya. (*)