MATARAM – Pascadinyatakan terpapar covid-19 Danrem 162 WB, Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani. Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB kini akan melakukan tracing kontak secara massif, termasuk kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB.
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr L Hamzi Fikri mengatakan, mereka yang ditracing akan langsung di-swab untuk melihat apakah yang lain juga terjangkit Covid-19 atau tidak.
“Forkopimda tentu akan kita lakukan swab. Kalau bicara tracing kontak ideal,” terang Fikri, kemarin.
Dijelaskannya, satu orang yang terjangkit Covid-19 maka akan dilakukan tracing kontak maksimal 30 orang. Hal tersebut dalam rangka meminimalisir penyeberan Covid-19 di NTB. “Diaturanya itu tracing kontak kita perbanyak. Satu orang idealnya maksimal 30. Saya minta pro aktif siapa saja yang akan ditracing kontaknya,” serunya.
Tracing kontak bisa dimulai dari yang terdekat dalam hal ini suami/isteri pasien, anak-anak mereka dan juga di lingkungan kerja. Kemudian mereka yang pernah berinteraksi di satu ruangan. Termasuk para forkopimda lainnya pernah berinteraksi langsung dengan Danrem.
“Kalau masuk dalam kriteria tracing kontak nanti masuk Gubernur-Wagub diswab dalam beberapa hari ini. Kalau memang sudah berinteraksi dalam beberapa hari ini,” katanya.
“Dalam satu ruangan harus tracing kontak, kalau yakin jauh jaraknya pakai masker waktu periksa rata-rata negatif tapi memang belum tentu,” tambahnya.
Fikri menjelaskan, orang yang divaksin tidak menutup kemungkinan akan terjangkit Covid-19. Danrem sendiri sudah pernah divaksin tahap pertama sehingga statusnya saat ini dia masuk kriteria ekslusi, tidak masuk untuk divaksin kedua. Hal itu sesuai SOP dari Kementerian Kesehatan.
“Kalau sudah terpapar artinya dia sudah bisa membentuk imun tersendiri. Kasus pak Danrem ini bisa saja terpapar sebelum Vaksin dalam masa inkubasi. Tetapi proses pembentukan imunnya jalan terus. Sehingga obyektifnya beliau fine saja. Mudahan di tubuhnya beliau berkerja imunnya. Jadi tidak ada ruginya orang divaksin,” jelas mantan direktur RSUP NTB itu.
“Jadi tetap dapat untungnya,” sambungnya.
Fikri mengimbau tetap tenang. Tidak perlu was-was atau pun panik.”Kita udah pengalaman dengan Covid-19. Kita udah masa adaptasi dan tumbuh dan berkembang,” katanya.
Untuk diketahui jadwal kedua vaksin untuk Forkompinda tanggal 28 Januari karena yang mana sebelumnya sudah divaksin tanggal 14.
“Harapan kira dengan vaksin kedua, dua minggu buster itu imunnya makin naik. Sehingga puncaknya 28 panen antibodi,” harapnya.
Fikri menambahkan, kondisi Covid-19 di NTB di beberapa daerah masih zona merah terakhir zona merah Bima, Dompu dan Sumbawa. Jumlah positif masih tinggi kemudian case ferteliti rate rate 4,7 (tinggi). Sehingga harus diimbangi dengan tracing kontak masif.
“Itu dasarnya mengapa kita harus swab. Tadi kita sudah rapat dengan jajaran struktural membahas bagaimana strategi melakuakan ini,” katanya.
Disinggung adakah rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegitan Masyarakat (PPKM), terutama di Kota Mataram. Fikri menjelaskan semuanya itu ada di Satuan Tugas Covid-19. Dikes hanya menyampaikan kondisi perkembangan kasus.
“Ia atau tidak nanti di ketua satgas. Kami akan sampaikan data-data progres setiap hari,” janjinya.
Fikri menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menghitung lagi kemampuan pelayanan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk mengatasi kasus yang makin meningkat. Selain itu Dikes juga mendorong agar disetiap RS di kabupaten kota minimal memiliki satu Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus. Diakuinya saat ini fokus mengatasi kendala Tracing Kontak baik teknis maupun non teknis. Kendala teknis bagaimana menyiapkan fasilitas pemeriksaan PCR sehingga alasan teknis bisa diselesaikan sementara terkait alasan non teknis yaitu SDM.
Tidak hanya itu, Dikes saat ini sedang menyusun rencana kerja khsususnya vaksinasi. Target yang coba dilakukan pertama vaksinasi Tenaga Kesehatan (Nakes) dengan data 31 ribu lebih bisa selesai akhir Februari.
“Sehingga nanti kita apakah perbanyak jumlah dilayani di faskes. Stok vaksin kita minta seusai kebutuhan tapi arahan pusat diminta percepatan,” pungkasnya.(jho)