KLU – Komisi III DPRD Lombok Utara menyoroti prihal sikap Direktur RSUD, drg. Nova Budiharjo yang menyatakan mundur dari jabatannya pada saat aksi demontrasi di halaman kantor Bupati, Jumat (17/10).
“Kami sangat mengapresiasi kebesaran hati drg.Nova yang mau melepas jabatannya. Tetapi menjadi pertanyaan apakah mundurnya ini atas dasar keinginan sendiri atau adanya tekanan?” kata Ketua Komisi III DPRD Lombok Utara, Sutranto, Minggu (19/10).
Pihaknya menyayangkan sikap pengunduran diri tersebut, lantaran drg.Nova baru beberapa bulan menerima amanah sebagai Direktur RSUD Lombok Utara.
Sutranto yang merupakan Politisi PKB melihat, tenaga medis dan sejumlah masyarakat menyuarakan atas sikap pengunduran diri itu. Banyak pihak menyangkan sikap drg.Nova yang mundur.
“Tentu keputusannya ada di Bupati nanti apakah menerima atau menolak pengunduran diri tersebut,” jelasnya.
Menguatnya desakan pencopotan drg.Nova dari jabatannya sebagai Dirut RSUD, berawal dari aksi demonstrasi yang terjadi Kantor Bupati Lombok Utara.
Aksi ini buntut dari kasus terkait pelayanan pasien atas nama Winda pasien IGD RSUD yang bayinya lahir lalu meninggal dalam usia 7 bulan setelah berobat ditempat itu pada Kamis (7/10) lalu dengan keluhan nyeri. Spekulasi pun muncul, dugaan obat yang diberikan pihak RSUD diyakini pihak keluarga menjadi pemicu bayi Winda meninggal.
Atas kasus ini Sutranto menyampaikan duka yang mendalam terhadap pasien dan keluarganya. Ia pun menegaskan kepada jajaran rumah sakit untuk melakukan pembenahan dan evaluasi menyeluruh, dan menindak jajaran yang terlibat jika terbukti bersalah.
“Kami rencana hari Senin ini, akan memanggil Dirut dan jajarannya untuk mendalami persoalan kasus ini, sebelumnya kami sudah berkunjung kerumah pasien dan kami juga sudah sidak ke RSUD,” imbuhnya.
Pemanggilan ini dimaksud untuk meminta keterangan kembali dari jajaran manajemen atas kasus tersebut, guna mensinkronkan apa yang menjadi keterangan dari pihak keluarga dengan keterangan rumah sakit. Namun dengan adanya kabar pengunduran diri Dirut RSUD ini, pihaknya di komisi III akan melakukan penundaan pemanggilan.
“Kita akan rapat internal kembali dengan jajaran,” ujarnya.
“Kita masih perlu untuk melakukan penyelidikan mendalam atas kasus ini sampai ada titik terang yang kita dapatkan. Kalau setiap masalah RSUD, Dirut didorong mundur khawatir kami tidak ada yang mau bekerja menjadi Dirut nanti. Mari saya mengajak kita semua untuk menahan diri dulu dan kita tetap mengawal kasus ini,” imbuhnya.
Ia meminta pihak RSUD untuk menampung apa yang menjadi keluhan masyarakat selama ini agar menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh kedepan. Menurutnya pelayanan yang baik menjadi tanggung jawab semua pegawai yang ada.
“Keramah tamahan juga menjadi kunci dalam pelayanan. Salam senyum sapa harus diutamakan setiap melayani pasien, kami berharap tidak lagi kejadian pelayanan yang tidak mengenakkan,” cetusnya.
Sutranto juga menilai RSUD Lombok Utara saat ini masih kekurangan tenaga SDM khususnya dokter spesialis, sehingga penting untuk menjaga kondusifitas agar tidak ada kekhawatiran bagi mereka untuk bekerja di Lombok Utara.
“Mari kita berikan suasana nyaman dan damai kepada mereka, jangan sampai dengan kejadian ini mereka malah berfikir untuk bekerja di RSUD Lombok Utara,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Malaka Akmaludin Ikhwan juga memberikan tanggapan atas langkah mundur Dirut RSUD. Dirinya menilai sangat disayangkan dan tidak setuju dengan pengunduran diri direktur RSUD drg.Nova Budiharjo.
“Pertama beliau baru enam bulan menjabat, walaupun saya tidak kenal tetapi saya sangat memberikan apresiasi terhadap pembenahan yang sudah mulai dilakukan, sudah mulai saya lihat ada perubahan di RSUD ini,” ungkapnya.
Dengan mundurnya Dirut RSUD ini menurutnya sangat dikhawatirkan berdampak pada pelayanan RSUD.
“Yang kita tunggu adalah perbaikan ditataran rumah sakit bukan mundur dari jabatannya,” ucapnya.
“Mungkin kita perlu mendalami kasus tersebut secara objektif, tidak hanya menyudutkan RSUD, namun juga perlu konfirmasi pihak pasien seperti apa kesehariannya dalam menjaga kesehatan bayi yang di kandungannya, juga mengecek riwayat nya apakah pernah keguguran sebelumnya, jadi kita perlu dalami dari pasien nya,” cetusnya. (dhe)
