AHMAD ROHADI/RADAR MANDALIKA GROUP DITANAMI PISANG: Jalan Dusun Tanah Sanggar Desa Sokong sepanjang 3 kilometer dibeberapa titik ditanami pisang. Ini bentuk kekecewaan masyarakat karena jalan tak kunjung diaspal.


KLU—Kondisi jalan penghubung antar desa di Dusun Tanah Sanggar, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, cukup parah. Namun sampai saat ini, pemkab tak kunjung melakukan upaya penataan. Sebagai bentuk protes, warga setempat menanam pohon pisang di akses jalan tersebut.

Menyikapi persoalan ini, Ketua Komisi III DPRD Lombok Utara, Artadi mengaku telah memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk dapat disikapi pemerintah. Usulannya, jalan itu dapat diaspal. Namun pemerintah belum juga menganggarkan dengan sejumlah alasan. Salah satunya persoalan anggaran. “Kami di dewan juga sangat kecawa karena tidak ada respon pemerintah terhadap akses jalan itu,” ujar Artadi.

Pihaknya di Komisi III sudah sering menyampaikan ke pemerintah, utamanya Dinas PUPR. Beberapa kali turun ke lokasi untuk mengecek jalan tersebut. Termasuk menyampaikannya ke orang nomor satu di daerah ini, supaya cepat mendapat perhatian. Namun eksekutif tak kunjung memberikan kejelasan.

Artadi yang juga warga Desa Sokong inj menjelaskan, jalan Tanah Sanggar menjadi akses penghubung antar desa Desa Sokong, Desa Teniga dan Desa Tegal Maja. Akses jalan ini menjadi jalur utama yang dilalui penduduk sekitarnya. Bahkan ketika panen, jalan ini juga dimanfaatkan untuk membawa hasil kebun. “Saya pernah melihat dan menerima laporan ketika warga sedang sakit atau melahirkan, warga harus digotong ke bawah. Karena akses jalan yang tidak mungkin dilalui roda empat,” terangnya.

Ia juga menyebut jika warga setempat dihadapkan pada akses jalan yang tidak memadai. Namun juga kebutuhan air di tempat itu kerap menjadi persoalan, terutama saat musim kemarau panjang. Oleh karena itu sangat diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan perhatian.
“Ini yang saya kritisi ke pemerintah. Banyak OPD menganggarkan yang tidak menjadi skala prioritas, itu saya lihat,” sesalnya.

Jalan sepanjang 3 kilometer itu diharapkan segera mendapat perhatian berupa pengaspalan atau hotmik dari pemerintah kabupaten. Sehingga masyarakat dapat dengan nyaman melaluinya. “Terkait dengan jalan yang dibuka dengan lebar sekitar 4 meter ini, tidak ada masalah. SSelama pemerintah berniat untuk melakukan penataan, warga setempat pasti setuju,” ujarnya. (dhe/r3)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 773

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *