PRAYA – Penyebab keracunan massal yang menimpa puluhan warga Desa Ubung, Kecamatan Jonggat setelah menyantap nasi bungkus diberikan dari makam Batu Layar Lombok Barat pada Minggu (5/6) belum terungkap. Pasalnya, hasil uji laboratorium yang dilakukan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram belum keluar hingga kemarin (6/6).
Surveilans Puskemas Ubung, Haerul Rozi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil lab yang dikirim ke BPOM Mataram. Karenanya, ia belum bisa memastikan penyebab puluhan warga keracunan. Apakah akibat hidangan nasi bungkus yang diberikan atau faktor lain.
“Kita belum berani memastikan. Belum ada kejelasan yang menyebabkan. Tunggu hasil pemeriksaan lab,” ungkapnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Dikatakan, peristiwa puluhan warga yang diduga keracunan nasi bungkus itu sudah dilaporkan ke Pemprov NTB dan Pemkab Loteng. “Laporan awal sudah di provinsi dan kabupaten. Malam itu langsung dilaporkan. Begitu kejadian langsung kita laporkan,” tutur Ojik sapaan akrabnya.
Ditanya, kapan hasil laboratorium dari BPOM Mataram akan keluar. Pihaknya belum mengetahui pasti. Disamping itu, Ojik mengemukakan, kemarin Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng pun mengambil sampel sisa makanan tersebut untuk dibawa ke BPOM Mataram untuk diperiksa lebih lanjut.
Dia menyebut, total ada 55 orang dari Dusun Mertak, Punjambong Desa Ubung baik anak-anak, dewasa maupun orang tua yang terdampak diduga keracunan nasi bungkus tersebut. Mereka terpaksa dilarikan ke puskemas terdekat karena mengeluh pusing, mual dan muntah, Minggu (5/6). Di antara mereka ada yang menjalani perawatan medis di Puskemas Ubung, Bonjeruk, Bagu dan Klinik Pratama Nurul Huda.
“Dari 55 orang yang terdampak itu, yang berobat di rumah 15 orang,” ungkap Ojik.
Dia mengemukakan, sebelumnya di Puskesmas Ubung ada 10 orang yang diinfus dan 14 orang rawat jalan. Sementara di Puskesmas Bonjeruk ada empat orang diinfus dan enam orang rawat jalan. Sedangkan, di Puskesmas Bagu ada lima orang dan semuanya diinfus. Kalau di Klinik Pratama Nurul Huda ada satu orang.
“Semua sudah pulang. Baik yang dirawat di Puskemas Ubung, Bonjeruk, Bagu maupun Klinik Pratama Nurul Huda. Terakhir tadi pagi ada dua orang yang pulang yang dirawat di Puskemas Ubung,” ujar Ojik.
Bukan hanya warga dari Desa Ubung saja yang diduga mengalami keracunan setelah memakan hidangan nasi bungkus tersebut. Kata Ojik, ada juga 27 orang rombongan yang berasal Lombok Timur. “Tapi yang kena 24 orang. Kita tidak tau kondisinya karena langsung ke Lotim,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, keracunan massal ini bermula dari salah seorang warga Desa Ubung yang menggelar acara hajatan di makam Batu Layar Lombok Barat, Minggu (5/6). Sebelum berangkat, keluarga sudah menyiapkan hidangan makanan berupa nasi bungkus dengan kertas nasi yang terdiri dari nasi putih, ayam, daging yang dimasak seperti rendang, sayur nangka, dan lainnya.
Sekitara pukul 12.00 Wita, disambut santap siang dengan hidangan nasi bungkus yang telah disiapkan. Di antara mereka ada yang memakan nasi tersebut di lokasi makam, dan ada juga yang pulang membawa nasi yang dibagikan tersebut.
Kemudian setelah memakan nasi tersebut, warga mulai merasakan keluhan dengan keluhan pusing, mual, dan muntah. “Jam dua siang mulai ada keluhan,” tutur Ojik.
Kemudian sekitar pukul 16.30 Wita, kata dia, sebagian warga yang diduga mengalami keracunan setelah memakan hidangan nasi tersebut langsung dilarikan ke puskesmas dan ditangani di Puskesmas Ubung ada 24 orang. Yang ditangani di Puskesmas Bonjeruk ada 10 orang, di Puskesmas Bagu ada lima orang, dan di Klinik Pratama Nurul Huda ada satu orang. (zak)