Panghasilan Merosot, Perhatian Pemerintah Mana?
Para driver gojek di Kota Mataram menyampaikan keluh kesanya di masa pandemi. Khususnya keberadaan pemerintah yang dirasa tidak ada sama sekali.
PUTRA-MATARAM
PAGI itu, para driver gojek terlihat sibuk mengotak atik HP android mereka. Wartawan Radarmandalika.id mencoba mendekati mereka.
Seorang driver gojek, Ridwan namanya yang berhasil diwawancarai di lokasi. Kepada media, dia menyampaikan keluhannya, Senin (10/8). Katanya, di masa pandemic ini penghasilannya merosot. Itu juga nyaris semua gojak merasakan hal yang sama.
Saat berprofesi sebagai driver gojek selama kurang lebih 1,5 tahun, dia juga mengungkapkan pernah bekerja di salah satu percetakan batako.
“Pendapatan sekarang jauh drastis turun, sebelumnya saya bisa menghasilkan hingga Rp 150 ribu per hari, tapi sekarang 100 ribu pun tidak sampai,” ungkap Ridwan.
Katanya, hal ini disebabkan sistem prioritas, ketika driver gojek diberikan prioritas go-ride, maka hanya order ubtuj go-ride, sedangkan untuk order go-ride sekarang dalam kondisi pandemi ini agak sepi.
Ceritanya, untuk pemberian insentif sekarang ini menggunakan sistem dari pukul 8 pagi sampai pukul 8 malam, jika penghasilan kurang dari 90 ribu maka akan ditambahkan dari gojek atau disebut sistem berkat. Sedangkan sebelumnya menggunakan point, apabila mendapat 25 order bonus dari gojek 55 ribu sedangkan sekarang tidak ada.
“Sejak masa pandemi ini sistem point itu sudah tidak berlaku lagi, hanya menggunakan sistem berkat, ya kita tetap jalani seperti biasanya,” ujarnya.
Perbedaan penghasilan yang benar-benar dirasakan dari Ridwan yaitu, sumber order yang berasal dari anak-anak sekolah dan mahasiswa yang sekarang diliburkan. Sehingga order untuk go-ride benar benar turun, begitu juga order untuk go-food karena order banyak berasal dari mahasiswa.
“Biasanya jam pagi anak mau sekolah kami sudah berangkat dan dapat order, begitu juga jam pulang sekolah, sekarang biasanya order banyak waktu jam makan malam,” tutupnya.
Di tengah pandemic ini, diakuinya peran atau kehadiran pemerintah dirasa tidak ada sama sekali. Paling tidak katanya, ada upaya meringankan beban para driver ojek online. Tapi selama ini tidak ada.
“Iya paling tidak kami diperhatikan juga,” harapnya.(*)