LOBAR—Jembatan di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Gerung Utara yang menghubungkan Masjid Baitul Atik menuju kantor Bupati Lombok Barat (Lobar) ambles. Kondisi itu cukup menganggu arus lalu lintas. Berdasarkan pantauan wartawan Radar Mandalika, jembatan yang berada dekat dengan kantor PDAM Giri Menang cabang Gerung itu ambles di satu sisi. Sehingga jalannya pun turun di bagian tengahnya. Garis polisi pun
sudah terpasang mengelilingi sisi itu.
Selain terpasang juga rambu peringatan dari Dinas Perhubungan agar pengendara berhati-hati saat melintasi jalur itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, Made Arthadana menerangkan jika jalur Baitul Atiq menuju Kuripan kewenangan pemerintah provinsi. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan provinsi terkait kerusakan itu.
“Sejak ada kerusakan, kita koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk memasang rambu-rambu,” ungkap Made yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, kemarin.
Dijelaskan, jembatan itu memiliki panjang 8,3 meter dengan lebar 3,7 meter. Ketinggian jembatan dari sungai 4,5 meter. Jembatan ambles di satu sisi karena gerusan air pada pondasinya. Sehingga membuat plat jembatan retak.
Mengantisipasi kemungkinan kerusakan lebih parah akibat beban kendaraan yang melintas, akan diberlakukan pembatasan kendaraan yang lewat. Kendaraan yang bisa melintashanya roda dua, empat dan enam tanpa memiliki muatan. Plang informasi terkait itu akan segera dipasang.
“Truk-truk yang bermuatan tidak boleh lewat. Kita akan pasang plang di jalan dekat kantor Dinas Perhubungan, dan satu lagi di ujung jembatan,” jelasnya.
Ia pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas PU Provinsi NTB. Bahkan dua hari setelah kerusakan itu, pihak Dinas PU Provinsi NTB sudah menurunkan pegawainya untuk mengecek kerusakan. “Mereka (provinsi) sedang mengupayakan penanganan jangka pendek maupun penanganan permanennya,” terangnya.
Melihat kondisi jembatan itu, Made menilai harus ada penggantian jembatan. Tak bisa diperbaiki, karena kerusakan terjadi pada pondasinya. Sehingga harus kembali dibangun dari awal. “Mudah-mudahan untuk permanen itu bisa masuk di APBD provinsi tahun 2021,” harapnya.
Sedangkan untuk penanganan jangka pendek masih terkendala dengan keterbatasan anggaran. Sehingga sejauh ini pihaknya baru bisa memasang plang untuk menjaga keamanan pengguna jalan. Pihak provinsi dan pemkab sedang menganalisis kondisi jembatan itu, apakah masuk katagori baik, sedang atau kritis. “Kalau kita pada posisinya menilai harus segera diperbaiki saja, tapi kewenangan provinsi yang memperbaikinya,” pungkasnya.(win)