MATARAM – Peletakan batu pertama pembangunan pemancangan pertama pembangunan gedung IGD Terpadu dan Perawatan Terintegrasi RSUD Provinsi NTB berlangsung di Mataram, Senin kemarin. Gedung baru itu akan menyedot dana Rp 270 miliar yang diambil dari dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 500 miliar yang dipinjam Pemprov NTB 2021 lalu.

 

“Gedungnya akan dibuat 8 lantai dari sebelumnya 9 lantai,” ungkap Direktur RSUD Provinsi NTB, dr Lalu Herman Mahaputra di Mataram, kemarin.

 

Dijelaskannya royek gedung IGD terintegrasi dan rawat inap yang akan menelan anggaran Rp 270 Miliar tersebut dilakukan untuk menambah kapasitas pelayanan dan optimalisasi layanan kesehatan di RS milik Pemprov NTB menjadi grade A. Selain itu RSUD Provinsi NTB juga akan membangun gedung belakang yang akan difungsikan sebagai gedung Onkologi Terpadu.

 

“Kita berharap dengan fasilitas layanan radioterapi dan kemoterapi masyarakat NTB, bisa lakukan traetment di RSUP NTB. Pihak Dorna juga sudah menetapkan status very excellent untyk fasilitaa kita,” katanya.

 

dr Jack sapaannya mengatakan gedung IGD terpadu itu akan memback up penuh medical pelaksanaan World Superbike (WSBK) yang akan berlangsung November mendatang sehingga ditargetkan bisa selesai sebelum hari pelaksanaannya.

 

“Mudahan aja gedung ini selesai di bulan Oktober paling telat awal November,” katanya.

 

Berdasarkan MoU Gubernur NTB dengan BUMN dibawah Kementerian Keuangan pinjaman sebesar Rp 500 miliar untuk RSUD Provinsi NTB. Rinciannya, Rp 84 M akan dipergunakan untuk melanjutkan pembangunan Gedung Trauma Center. Gedung dua lantai yang sempat digunakan untuk IGD Penanganan Covid-19 tersebut akan ditingkatkan menjadi enam lantai ditambah dengan helipad.

 

Lalu alokasi lainnya akan dipergunakan untuk membangun IGD Terpadu, ruang perawatan serta pengadaan alat-alat kesehatan. Nantinya RSUP diharapkan menjadi RS berstandar internasional. Sehingga bisa juga menyokong perhelatan MotoGP 2022.

 

Dijelaskannya secara rinci untuk pengembangan RSUD NTB dari pinjaman Rp500 miliar khusus untuk RS  ini digunakan untuk pembangunan Gedung IGD Terintegrasi sembilan lantai, Gedung Perawatan lima lantai dan Gedung Rawat Inap yang sekarang menjadi IGD Trauma Center dua lantai menjadi enam lantai.

 

Total anggaran yang digunakan sebesar Rp 350 miliar. Sedangkan sisanya untuk pengadaan alat kesehatan sebesar Rp150 miliar.

 

dr Jack juga mengatakan dalam waktu dekat juga akan berlangsung even MXGP di Samota Sumbawa. Sehingga pihaknya perlu juga menyiapkan pelayanan medical yang memadai seperti even lainnya. Pada kegiatan MXGP yang akan berlangsung Juni mendatang itu sebagai leader RS pendukung yaitu RS Manambai Abdul Kadir dibantu RSUD Sumbawa.

 

“Tapi tetap rujukannya Rumah Sakit Provinsi,” katanya.

 

Dikatakannya penonton pada perhelatan MXGP itu juga akan berjumlah ribuan sehingga aspek medical menjadi sangat urgen disiapkan.

 

Untuk itu dalam mendukung medical pada perhelatan MXGP itu nantinya akan dibantu dengan akan dibangunkannya mini hospitality yang berada didekat lokasi even.

 

“Bisa jadi nanti kita buat mini hospital yang ada di Samota,” terangnya.

 

Sementara untuk operasional mengangkut pasien tetap akan memakai helikopter. Penggunaaan heli merupakan langkah standar yang harus disiapkan.

 

“Iya pasti. Itu standar,” ujarnya.

 

Sementara itu Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan meski gedung IGD RSUD Provinsi itu dibangun dengan dana pinjaman namun bukan berarti seperti pinjamanan biasanya. Hitung-hitungan dana PEN tersebut sudah diatur dengan jelas. Fasilitas kesehatan terbesar dan tercanggih di Indonesia Timur ini juga bagian dari persiapan event internasional dan diharapkan dapat menjadi PAD yang menguntungkan. Oleh karena itu gubernur meyakini RSUD Provinsi bisa mencicil sendiri.

 

“Saya yakin RS ini bisa membayar sendiri cicilannya,” kata gubernur terpisah usai melangsungkan peletakan batu pertama itu.

 

Dikatakan gubernur kondisi APBD saat ini belum memungkinkan bisa mencicil hutang tersebut dengan jumlah besar. Maka RSUD Provinsi juga dituntut untuk bisa berkontribusi dalam melakukan penulasan hutang tersebut kepada PT SMI yang merupakan BUMN Kementerian Keuangan.

 

“Pak Jack katakan ndak mungkin dibikin dicicl cicil sedikit tapi harus langsung lebih besar tapi ndak mungkin kekuatan APBD daerah bisaa langsung lebih besar dikucurkan,” kata gubenur.

 

Oleh karena itu meski gedung tersebut akan dibangun dengan konstruksi mewah berkonsepkan healty tourism tetapi gubernur menekankan harus ada ruang ruang untuk orang orang yang tidak mampu miskin yang harus tetap dilayani maksimal.

 

“Mewah dan canggihnya rumah sakit kita jangan sampai melupakan masyarakat miskin dan termarjinalkan,” terangnya.

 

Menurut gubernur, pengembangan RSUD Provinsi NTB tidak hanya untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Namun mampu menghadirkan rumah sakit yang memiliki pelayanan standar internasional untuk mendukung penyelenggaraan event internasional di NTB (jho/rif)

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 723

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *