RAZAK/RADAR MANDALIKA POTRET: Kendaraan roda empat melintas di jembatan Sungai Leneng, Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya.

PRAYA – Banyak sungai dan bendungan di Lombok Tengah (Loteng) tercemar bakteri Escherichia coli (E.coli). “Ya ada,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada DLH Loteng, Lalu Muhamadun pada Radar Mandalika, belum lama ini.

Itu berdasarkan hasil pemantauan dan pengujian yang dilakukan DLH Loteng. Dimana, pengujian terhadap kualitas air sungai dan bendungan secara rutin dilakukan tiga kali dalam satu tahun.

“Kalau tidak salah ada 13 sungai bersama bendungan yang kita uji,” kata Muhamadun.

Sungai yang diuji yaitu aliran air sungai yang banyak dipakai masyarakat. Adapun belasan sungai dan bendungan yang diuji itu di antaranya Bendungan Batujai, Bendungan Muncan, Sungai Graning, Sungai Puyung, Sungai Leneng, Sungai Manhal, Sungai Srigangga, Sungai Surabaya, Sungai Semparu, dan Sungai Lajut.

Dia mengungkapkan, pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan kandungan air sungai dan bendungan tiga kali dalam setahun. Pengujian dilakukan diawal musim hujan, diakhir musim hujan dan disaat musim kemarau.

“Tahun ini belum,” kata Muhamadun.

Ditanya bagaimana hasil pengujian kandungan air. Dia menerangkan, karena pihaknya menstandarkan sungai kelas dua untuk pertanian bukan untuk dikonsumsi. Sehingga belum terlampaui baku mutu. Artinya, sungai dan bendungan mengandung bakteri E.coli yang disebabkan kotoran manusia (tinja) itu masih di dalam ambang batas.

“Masih bisa ditolerir. Masih tidak merah,” kata Muhamadun.

Di antara solusi yang ditawarkan, yaitu pemerintah harus menggencarkan program sanitasi yang layak untuk menurunkan tingkat bakteri E.coli pada sungai dan bendungan.

“Karena E.coli itukan dari kotoran manusia,” katanya.

Sungai dan bendungan terindikasi mengandung E.coli disebabkan kotoran manusia.
“Walaupun kita tidak buang air di sana secara langsung, tapi kalau di sana ada tinja berarti resapan boleh jadi itu karena WC kita yang bocor. Atau memang kita sengaja buang di sungai,” cetus Muhamadun.

Jika tidak segera diintervensi pemerintah maka kondisi aliran sungai dan bendungan di Gumi Tatas Tuhu Trasna semakin mengkhawatirkan. Karena itu, program sanitasi layak sangat diperlukan di masyarakat. Untuk menurunkan kadar bakteri E.coli pada sungai dan bendungan tersebut.

“Kalau memang sanitasi kita sanitasi yang layak/yang kedap air misalnya seharunya tidak merembes ke badan air,” kata Muhamadun. (zak)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *