PRAYA – Dugaan pemotongan insentif guru honorer di lingkup Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Tengah melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Praya dipersoalkan. Dewan Pengurus Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Loteng yang mempertanyakan dugaan pemotongan insentif guru honorer ini dalam penyaluran insentif selama 8 bulanan yang dirapel langsung adanya biaya pajak yang diduga jadi modus pemotongan. Dimana, dugaan pemotongan Rp 100 ribu, dari total 11.068 orang guru yang mendapatkan insentif di Kabupaten Lombok Tengah. Adapun jumlah besaran insentif rapel guru yakni sebesar 1,9 juta untuk 8 bulan, dengan estimasi besaran penerimaan rincian yakni sebesar 250 ribu Dimana seharusnya yang akan diterima yakni sebesar 2 juta selama 8 bulan. Ketua DPC SPN Loteng, Jeny MY meminta kejelasan adanya indikasi pemotongan insentif guru honorer di tahun 2021.”Ini menjadi catatatan merah kami terhadap ketidak adilan terhadap guru, gaji yang sudah sangat kecil senilai 250 ribu perbulan kemudian dipotong juga,” tegasnya. Adapun dalih pajak yang dipersangkakan kemudian hal yang sangat kontradiktif mengingat besaran potongan ini merupakan besaran 5 persen dari jumlah insentif yang diberikan, mengingat adanya pemotongan tersebut harus memiliki dasar dan legitimasi hukum dannperaruran yang jelas supaya tidak menimbulkan kecurigaan publik. “Ini kerugian Negara karena kami menduga ada pungli,” sebutnya. Sementara, Kasi Madrasah Kemag Loteng, H Muliadi mengaku tidak tahu menahu soal besaran, jumlah maupun data penerima intensif tersebut. Mengingat yang bekerja langsung baik regulasi dan kewenangan merupakan hak priogratif dari pihak kementerian pusat. “Silahkan bagian yang tidak puas silahkan tanyakan langsung ke kanwi,” sarannya. Namun, kemudian adanya pemotongan pajak tersebut dalam insentif itu, dia membenarkan demikian adanya, dimana setelah melakukan konfirmasi ke atasannya. Terpisah, Pimpinan Cabang BRI Praya, Erwin Nurhimawan mengatakan perusahaan cabang yang biasa pimpin di BRI Cabang Praya hanya sebagai penyalur di daerah dalam meneruskan dana insentif tersebut. “Jelas kemudian nominal yang kami salurkan sejumlah 1,9 juta per orang,,” pungkasnya.(tim)
Post Views : 325