DOK/RADAR MANDALIKA H Didi Sumardi

MATARAM – DPRD Kota Mataram akan meminta penjelasan eksekutif terkait rencana pengajuan pinjaman dana (ngutang, red) ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk membiayai pembangunan perluasan gedung pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram. Sementara, Pemkot Mataram tetap ngotot meminjam dana senilai Rp 125 miliar ke perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, H Didi Sumardi mempertanyakan rencana peminjaman dana itu. Pasalnya, sejauh ini dewan ia belum menerima informasi resmi dari Pemkot Mataram terkait kejelasan rencana pinjaman dana ke PT SMI. Pernyataan pemerintah daerah yang berencana meminjam dana senilai Rp 125 miliar diketaui lewat media.
“Belum-belum. Ndak mungkin kita gunakan katakanlah pernyataan di koran sebagai dasar untuk kita melakukan sesuatu respons secara formal di dewan,” katanya, kemarin.
Didi menegaskan, apabila eksekutif tidak segera menyampaikan permakluman secara resmi ke dewan tentang rencana pengajuan pinjaman dana ratusan miliar ke PT SMI maka legislatif dalam minggu ini akan bersurat atau mengundang pihak eksekutif untuk meminta penjelasan. “Nanti kami akan agendakan secara khusus, forumnya khusus untuk mengkonfirmasi berbagai hal berkaiatan dengan itu. Jelas kami akan lihat perkembangannya,” ujar Didi.
Tentang tingkat urgensi pinjaman dana untuk pembangunan penambahan gedung pelayanan RSUD Kota Mataram. Didi tidak banyak komentar. “Justru itu kita konfirmasi,” kata politisi senior Golkar Kota Mataram ini.
Namun begitu, Didi mengutarakan, berdasarkan hasil rapat yang sudah digelar di dewan bersama pihak RSUD Kota Mataram, bahwa rumah sakit saat ini memang mengalami kekurangan ruang pelayanan. Sehingga menurutnya perlu ada penambahan gedung pelayanan. “Bahkan sampai pembahasan tertentu kaitan dengan target pendapatan, pihak rumah sakit berani menaikkan lebih dari 100 persen target pendapatannya asal dipenuhi ruangan itu,” bebernya.
Bahkan saking kurangnya ruang pelayanan sehingga tidak sedikit masyarakat yang tidak mendapat pelayanan di RSUD Kota Mataram. “Faktanya memang terjadi penolakan terhadap masyarakat yang membutuhkan ruangan. Khususnya ruangan kelas II, III. Itu yang masyarakat sangat banyak membutuhkan,” tambah Didi.
Menurut anggota dewan Dapil Kecamatan Mataram ini, tidak ada alasan bagi dewan untuk tidak membackup atau menyetujui rencana pemerintah daerah meminjam dana ke PT SMI untuk pembangunan perluasan gedung rumah sakit. Asalkan peruntukannya benar-benar untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap masayarakat.
“Tentu tidak ada alasan untuk kita tidak setuju untuk kepentingan masyarakat. Asal sekali lagi rill sesuai dengan kebutuhan,” jelas Didi.
Prinsipnya, dia tidak terlalu mempermasalahkan soal pinjaman daerah. Pasalnya kata Didi, kabupaten/kota di NTB sebagian besar meminjam dana di PT SMI. “Yang terpenting adalah bagaimana pinjaman itu digunakan tepat sasaran. Yang bisa menimbulkan multiflayer effect terhadap bagaimana sasaran pembangunan kita,” tekannya.
Ditambah lagi yang membuatnya tidak mempermasalahkan jika ada pinjaman daerah di PT SMI. Didi mengutarakan, dirinya sudah memiliki gambaran terkait pinjaman itu setelah ia bersama sejumlah anggota dewan lainnya melakukan kunjungan ke PT SMI. Ternyata, nama Mataram sangat baik di mata perusahaan BUMN tersebut.
“Menurut mereka (pihak PT SMI) adalah Mataram pada grit tertinggi untuk diberikan prioritas. Karena kondisi keuangan sehat, arah penggunaannya juga dinilai tepat,” tuturnya.
Apakah pinjaman daerah tidak akan membebani anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terlebih di tengah pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 yang belum reda sampai sekarang? Didi justru berfikir sebaliknya. “Kalau kita boleh balek loginya justru di tengah keterbatasan anggaran di situ sungguhnya pinjaman diperlukan. Ngapain uang banyak-banyak terus kita mau minjam,” tukasnya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kota Mataram, Lalu Martawang menerangkan, rencana pinjaman dana senilai Rp 125 miliar ke PT SMI merupakan tindaklanjut dari inisiasi sebelumnya yang sudah diikhtiarkan oleh mantan Direktur RSUD Kota Mataram, dr. H Lalu Herman Mahaputra. Bahkan dokumen pengajuan pinjaman itu kini tengah diproses. “Sekarang ini kita melanjutkan itu,” katanya.
Peminjaman dana itu dalam rangka untuk pembangunan gedung lantai enam dan sekaligus alat kesehatan rumah sakit. “Dari bekerjanya proses konstruksi itu akan bisa menampung tenaga kerja. Akan ada penggunaan produk-produk lokal. Ini juga bisa menstimulus terjadinya stabilitas ekonomi di daerah kita,” jelas Martawang.
Alasan pemerintah daerah meminjam dana ke PT SMI karena kebetulan ada program stimulus dari pemerintah pusat untuk menggeliatkan kembali ekonomi di daerah. Kemudian dengan pinjaman itu akan menyerap tenaga lokal dan penggunaan produk lokal. Juga karena bunga pinjaman dana di PT SMI relatif lebih kecil dibangingkan bank konvensional di atas 8 persen.
“Orang berebut/berlomba-lomba kok untuk bisa mendapatkan pinjaman dari PT SMI,” kata pria yang juga Asisten I Setda Kota Mataram ini. (zak)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 313

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *