IST/RADAR MANDALIKA BERSAMA: Forkompimcam Kuripan bersama jajaranya saat mengajak masyarakat melakukan Gebrak PSN.

Serukan Gerakan PNS, Berhasil Rakit Alat Fogging

Kasus DBD di Kecamatan Kuripan Lombok Barat terbilang cukup tinggi. Pihak Forkopimcam Kuripan pun punya cara agar memberantas DBD di daerahnya. Seperti apa ?

WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT

SETIAP pagi Pemerintah Kecamatan Kuripan tak hentinya menyampaikan pengumuman. Mengingatkan masyarakat akan bahaya nyamuk demam berdarah (DBD). Towa masjid pun setiap jumat pagi selalu terdengar seruan jumat bersih melakukan gerakan bersama (Gebrak) pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah setempat. Bersama dengan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Kuripan, baik desa hingga petugas kesehatan mengingatkan pentingnya hidup sehat. Disamping menjaga protokol kesehatan covid-19.

Memberantas Demam Berdarah Dangue (DBD) menjadi hal serius yang tengah ditangani. Camat Kuripan Iskandar mengatakan pihak kecamatan terus berusaha untuk memberantas DBD. Dari awal pihaknya bergerak melakukan penanganan bersama tim Forkompimcam, puskesmas dan desa.

“Kami juga sudah launching gebrakan gerakan bersama (gebrak) PSN di desa giri Sasak untuk memberantas sarang nyamuk,”jelas Iskandar, Selasa (16/3).

Gebrakan PSN ini diawali di Dusun Lendang Sedi Desa Giri Sasak bersama Forkompimcam, Kapolsek, Danpos, Dikes dan Puskesmas. Serta melibatkan Masyarakat setempat. Dalam Gebrak PSN ini, tiga kelompok dibagi turun sejumlah titik di Desa untuk membentas tempat berkembang biaknya nyamuk.

“Gebrak PSN ini terus dilakukan di semua desa melalui kegiatan Jumat bersih,” ungkapnya.

Pihaknya sendiri menghidupkan Jumat bersih dengan melakukan gotong royong di semua desa. Upaya ini kata pria yang belum sebulan dilantik itu, selain menangani DBD dan covid-19, juga untuk melaksanakan program ijo nol dedoro yang menjadi program Pemda. Selain gerakan PSN itu, ternyata Desa Kuripan mempunyai langkah sendiri memberantas nyamuk DBD itu. Kades Kuripan Hasbi mengatakan Pihaknya memberdayakan IKM dalam upaya itu.

“IKM Kami membuat alat Fogging. Kami dari desa dukung anggaran,” jelas Hasbi.

Hanya dengan Rp 1,5 juta IKM sudah mampu merakit alat Fogging. Nominal itu terbilang murah jika dibandingkan alat Fogging yang dipesan di pabrik denhan harganya sangat mahal mencapai puluhan juta rupiah. Meski rakitan, kualitas alat ini tak diragukan, karena bahan-bahan untuk Fogging, mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan.

“Dengan adanya IKM yang merakit alat Fogging, kita sangat terbantu terutama Desa dan kecamatan dalam penanganan DBD ini,” ucapnya.

Ia mengatakan ininbentuk kepedulian warga kami menangani DBD. Langkah Pihak Forkopimcam Kuripan ini mendapat apresiasi Kepala Dikes Lobar Hj Made Ambaryati. Karena gerakan PSN yang dilakukan kecamatan dan desa sangat membantu dalam penanganan DBD. Apalagi sejauh ini angka Kasus kematian pasien DBD sudah mencapai tiga orang di awal tahun ini. Jumlah ini memang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. “Kalau tahun lalu itu ada enam Kasus meninggal pada periode yang sama, sedangkan tahun ini ada tiga kasus,”jelas Ambar. (*)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 319

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *