PRAYA – Budidaya kurma sudah mulai seriusi warga di Pulau Lombok. Termasuk Lombok Tengah. Terbaru, budidaya kurma berbasis pondok pesantren (Ponpes) dilakukan di Ponpes Riyadul Mukhlisin di Dusun Tenges-enges, Desa Sukaraja, Kecamatan Praya Timur. Budidaya kurma ini disebut sebagai investasi hasil dunia akhirat.
Pembudidaya Kurma Lombok, Yami Hari menuturkan, dimana menanam kurma yang hibrida dan super yang cepat berubah saat ini dilakukan mengingat dengan harga bibit yang masih lumayan mahal dan buahnya yang lumayan tinggi, memotivasi dirinya untuk terus belajar dan terus mengembangkan buah syurga primadona ini.
Disamping penghijauan dan juga dapat menjadi wisata kurma yang berbasis pesantren, kemudian juga sebagai wisata kurma yang ada di Lombok.
“Bahkan kalau ini bisa sukses berkembang dan berbuah maka saya akan menanam lebih banyak lagi di areal desa supaya bisa menjadikan desa kami sebagai destinasi Kurma di NTB,” katanya.
Dia menjelaskan, ada sekitar 87 batang bibit kurma yang telah ditanam di areal ponpes sekitar 27 batang, dan di lahan lain yang dimilikinya sekitar 52 batang bibit.
” Saya memiliki komunitas Kurma Indonesia sebagai anggota, dan berkomitmen mengkurmakan Indonesia supaya kedepan, budidaya kurma bukan hanya menjadi icon Timur Tengah, namun Indonesia pula mampu mengadakan kurma,” jelasnya.
Sementara, Pimpinan Ponpes Riyadul Mukhlisin, TGH Sukron Ma’mun menyampaikan, penanaman ini merupakan wujud kepedulian terhadap buah yang paling disukai Rasulullah, dan penghijauan di areal ponpes.
Dia juga mengutip dari sebuah Sya’ir Syeh Al-Kurtubi, dimana dalam syairnya ia menjabarkan adanya amal jariah yang tidak akan terputus dari saat hidup sampai meninggal dunia yakni, Ilmu yang bermanfaat, doa anak soleh dan juga menanam pohon mengingat azas kemangaatan yang panjang meskipun sang penananam telah meninggal dunia.
“Semoga penanaman pohon kurma ini menjadi ladang amal soleh untuk kita semua dan dapat bermanfaat dunia akhirat,” ucapnya.(tim)