IST/RADAR MANDALIKA DEBAT: debat kandidat putaran pertama pada Rabu (18/11) malam lalu, menjadi panggung paket NADI untuk memberikan penjelasan ke pasangan lawan dan masyarakat.

KLU—Debat kandidat pertama yang digelar KPUD Lombok Utara diselenggarakan secara tertutup dengan menghadirkan dua pasangan calon (paslon) dan peserta secara terbatas. Dalam debat pertama yang dilangsungkan di Hotel Medana Bay Marina, Rabu (18/11) malam, kedua Paslon yang bertarung di Pilkada Lombok Utara memaparkan visi misi dan program rencana ke depan dalam memimpin Lombok Utara.

Situasi cukup memanas ketika dalam sesi debat tercetus sejumlah pernyataan paslon nomor urut satu paket Djohan Sjamsu-Danny Karter Febrianto Ridawan (JODA) ke paket Najmul Akyar-Suardi (NADI) terhadap pemerintahan yang diemban Najmul Akhyar dinilai amburadul. Atas sejumlah pernyataan itu pun dijawab tegas calon Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar saat didampingi calon Wakil Bupati H Suardi (NADI).

Salah satu pernyataan calon Bupati Djohan Sjamsu mengenai birokrasi yang amburadul ditepis Najmul. Dikatakannya, mutasi jabatan yang dituding dilakukan setiap bulan jelas sebagai fitnah. Najmul menyebut dalam proses mutasi ada aturan dan mekanisme UU yang berlaku, yang mana UU mengenai mutasi pun sangat ketat. sehingga dalam penempatan pejabat pun harus sesuai mekanisme yang mengatur. Justru katanya pada masa pemerintahan Djohan ada beberapa pejabat yang disaksikannya belum masanya untuk diangkat namun diangkat posisi jabatannya.

“Banyak tudingan terhadap kami, maka dalam kesempatan ini di ruang ini kami ingin meluruskan apa yang berkembang di masyarakat,” ungkap Najmul pada saat debat kandidat.

“Perlu diketahui juga sejumlah capaian kinerja ASN di Lombok Utara, banyak meraih prestasi cukup membanggakan, sehingga salah jika kami dikatakan menempatkan pejabat secara asal-asalan. Di mana untuk jabatan eselon II itu mekanisme juga jelas harus melalui pansel, tidak boleh ditunjuk langsung,” imbuh calon Wakil Bupati paket NADI, Suardi menambahkan terkait singgungan Djohan yang menyebut mutasi amburadul dalam sesi debat.

Menyangkut hal lain yang dikatakan pemerintah gagal, Najmul merasa perlu memaparkan sejumlah capaian yang telah berhasil ditoreh pada masa pemerintahannya. Salah satunya dalam pengelolaan keuangan daerah dimasa pemerintahannya tidak pernah mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) seperti era pemerintahan sebelumnya. Di masa paket Najmul-Sarif (NASA) berturut-turut meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Bahkan Lombok Utara pun mendapat predikat tingkat kepatuhan yang tinggi dalam pengelolaan APBD.

“Jadi tidak benar jika pemerintahan era sekarang dikatakan amburadul, namun menjelaskan kepada orang yang tidak mau menerima penjelasan tentu akan sulit. Tapi di panggung ini menjadi kewajiban kami meluruskan apa yang belum dipahami secara betul,” ujar Najmul.

Sementara, menyinggung soal daerah tertinggal yang masih disematkan kepada Lombok Utara yang dinilai sebagai kegagalan oleh paslon nomor urut 1 JODA, Najmul menyampaikan bukan menjadi kegagalan. Lombok Utara merupakan daerah paling muda di NTB sehingga membutuhkan waktu.

Dikatakanm pihaknya sudah memikirkan bahwa ada dua model pendekatan yang ditawarkan untuk melepas status itu yakni dengan standar ketertinggalan menurut Permendes yang mana harus mampu menurunkan kemiskinan menjadi 14 persen. Dan opsi kedua melalui Perpres 63 tahun 2020 dengan persentase kemiskinan di angka 24 persen. Maka melihat itu kata Najmul, tinggal beberapa langkah untuk terlepas dari status daerah tertinggal.

“Kami optimis periode ke depan yang hanya tiga tahun masa jabatan kepala daerah mampu kita capai, karena kita tinggal melanjutkan program yang sudah berjalan,” jelasnya.

Sementara itu, Tim Koalisi Parpol Paket NADI dari Partai Golkar Mariadi menyatakan, apa yang disampaikan paket NADI terkait capaian yang diraih sesungguhnya seperti itulah yang sedang dan sudah dilakukan. Menyangkut dokter desa memang ada hambatan, namun tidak tepat dikatakan gagal. Karena dikatakan Mariadi, pemerintah sudah berhasil merekrut tenaga dokter desa. Hingga pernah ada 26 dokter desa yang bekerja memberikan pelayanan, tentu itu capaian bagus.

Menurutnya, itu ide besar dan tidak cukup satu periode. Namun perlu waktu lagi untuk melanjutkan.(dhe)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 232

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *