MATARAM – Wartawan online Hariannusa.com, Fitriani dipukul oleh pelaku inisial Y. Dia dipukul setelah baru sampai rumahnya bersama suami dari Kuripan sekitar pukul 20.20 wita. Fitri tinggal di sebuah rumah BTN di Desa Duman, Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.
“Saya pulang sama suami dari Kuripan sampai di rumah BTN sekitar pukul 20.20 wita. Baru standar motor pelaku Y memukul dan menendang suami saya sampai tersungkur. Melihat suami saya jatuh, spontan saya hadang pelaku mau mukul lagi. Lalu saya ditendang dan perut saya diinjak,” cerita Fitri kepada Radar Mandalika, tadi malam.
Fitri sendiri belum mengetahui motif pelaku yang tiba-tiba melakukan kekerasan kepada dirinya dan suaminya, H Awaludin. Termasuk apakah pelaku menyimpan dendam pribadi atau tidak.
“Awalnya dia datang sendiri terus datang semua anggota keluarganya,” katanya.
Fitri juga mengatakan, dia sendiri tidak mengenal persis pelaku sebab jarang ketemu. Namun ia tidak memungkiri kalau dirinya pernah bertemu pelaku selama dua kali.
Seingat Fitri, dirinya dan suaminya tidak ada masalah apa-apa dengan pelaku sebelummya. Tapi paginya Fitri dan ibu pelaku sempat terjadi cekcok sekitar pukul 09.00 wita, pelaku tiba-tiba menghampiri mereka Fitri yang hanya berbatasan rumah satu tembok. Kata ibu pelaku, dirinya tidak suka sama Fitri. Ibu pelaku datang menggedor pagar sambil teriak teriak menyuruh Fitri keluar. Suaminya Fitri duluan keluar baru Fitri sendiri.
“Pas ditanya sama suami saya kenapa tidak suka dia jawab, pokoknya nggak suka dah, gitu aja,” kata Fitri menceritakan.
Ditanya pelaku mengaku wartawan? Fitri menjelaskan yang mengaku wartawan kakaknya Y, yang datang saat itu namun tidak menyebutkan dari media mana.
“Dia cuman ngaku wartawan aja. Dia pernah diajari pelatihan jurnalis oleh Hari. Tapi bukan wartawan hanya ngaku wartawan saja,” sebut perempuan yang juga sebagai anggota Bidang Pengembangan Usaha Media Online Indonesia (MOI) Wilayah NTB itu.
Dari kekerasan yang dilakukan, Fitri akhirnya menempuh jalur hukum. Bersama suaminya, Fitri mengaku langsung mendatangi kantor Polresta Mataram tepatnya di Unit Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk mengadukan kejadian tersebut. Aduannya, lanjut Fitri langsung diterima.
Fitri juga bercerita, akibat insiden tersebut Fitri merasakan sakit di sekitar perut dan pinggang, sebelah kiri dan ia juga merasa trauma dan ketakutan pulang ke rumahnya. Selain mengadu, Fitri juga meminta perlindungan diri kepada kepolisian. Dia khawatir nanti terjadi apa-apa terlebih rumahnya masih berbatasan satu tembok.
“Kalau bisa minta pengamanan polisi. Soalnya saya was-was,” kata dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram yang dikonfirmasi koran ini belum memberikan tanggapan hingga berita ini dituturkan. (jho)