BERSIH PANTAI: DLHPKP bersama KSM saat melakukan aksi bersih pantai di pantai Sire Tanjung, kemarin.

KLU—Masyarakat yang tergabung dalam kelompok peduli sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Pemukiman (DLHKP) Lombok Utara melakukan aksi bersih-bersih di destinasi wisata pantai Sire, kemarin. Kegiatan itu dilakukan untuk menyambut World Cleanup Day yang diperingati pada 19 September lalu.


Kepala Dinas LHPKP Lombok Utara, M Zaldy Rahardian menyampaikan, aksi bersih-bersih itu melibatkan kecamatan dan desa. Selain juga didukung para pemerhati lingkungan yang ada di Lombok Utara.


Menurutnya, kegiatan ini adalah bentuk dukungan terhadap program aksi Zero Waste yang digaungkan Provinsi NTB. Pasalnya, program tersebut belum menunjukkan perubahan yang signifikan lantaran masih kurangnya tingkat kesadaran dan kepedulian terhadap program itu sendiri. “Di NTB sendiri volume sampah mencapai 3.338 ton. Dari banyaknya volume sampah tersebut yang berhasil dikumpulkan dan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya 651 ton. Sedangkan yang berhasil didaur ulang itu hanya 51 ton. Itu artinya sekitar 80 persen sampah di NTB itu belum bisa ditangani,” jelasnya.

“Jadi ini adalah bentuk dan tugas kita bersama khususnya masyarakat di Lombok Utara. Meski sejauh ini belum berjalan maksimal karena memang produksi sampah ini yang paling banyak itu disumbangkan dari sampah domestik atau sampah rumah tangga,” sambungnya.

Zaldy melanjutkan, pihaknya tidak menampik terkait persoalan sampah yang masih menjadi perhatian pemerintah Lombok Utara selama ini. Dimana, tingkat kesadaran masyarakat yang harus betul-betul menjadi perhatian. Dicontohkannya di pintu masuk KLU pun masih banyak terlihat tumpukan-tumpukan sampah. DLHPKP sebagai penanggungjawab dalam hal ini cukup kewalahan lantaran tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang.

“Sudah beberapa kali kami dari Dinas LH membersihkan, namun sampah tetap saja ditumpuk disana. Meskipun itu bukan tupoksi kami secara langsung tetapi kami ingin membangkitkan kepedulian masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan. Kalau pintu masuk saja seperti itu bagaimana kita ingin menjual pariwisata di KLU ini,” ujarnya panjang lebar.

Untuk diketahui, kata dia, KLU ini merupakan kabupaten yang memang fokus PAD-nya bersumber dari pariwisata. Jika sampah-sampah saja berserakan tidak enak dilihat, ditambah baunya sudah tidak sedap bagaimana ingin mendatangkan wisatawan dari luar. “Untuk itu kami coba mulai hari ini. Di mana komunitas peduli lingkungan juga kami libatkan. Syukur alhamdulilah ada sekitar 20 komunitas lingkungan yang sudah kami bentuk pada 2019 dan komunitas ini kita harapkan membangkitkan semangat masyarakat untuk peduli akan lingkungan,” tuturnya.(dhe)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *