LOBAR—Komitmen kuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat (Lobar) untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas kembali ditegaskan Wakil Bupati Lobar Hj. Nurul Adha (UNA). Sinergi lintas sektor jadi kunci percepatan penurunan stunting dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal ini disampaikan Wabup UNA saat membuka secara langsung Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektor Tingkat Kecamatan Gerung di Aula Restauran Ujung Landasan, Selasa (28/10).
Kegiatan yang diinisiasi oleh UPT Puskesmas Gerung ini menjadi wadah strategis untuk mengevaluasi dan menyamakan langkah penanganan masalah kesehatan prioritas di tingkat kecamatan.
Wabup UNA, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengapresiasi jajaran Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, hingga Kepala Desa/Lurah atas kepedulian dan respons cepat mereka dalam menanggapi isu stunting. Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa hanya menjadi urusan sektor kesehatan, melainkan membutuhkan kerja sama menyeluruh.
“Ketika kita ingin berbicara tentang anak-anak yang berkualitas, maka orang tuanya juga harus berkualitas. Pendidikan dan kesehatan harus berjalan beriringan,” tegas Wabup UNA, menyoroti korelasi antara kualitas orang tua dan tumbuh kembang anak.
Wabup UNA menjelaskan bahwa penanganan stunting dijalankan melalui dua pendekatan utama, intervensi spesifik yang berfokus pada bidang kesehatan. Serta intervensi sensitif yang melibatkan berbagai sektor pendukung lainnya, seperti peningkatan sanitasi, penyediaan air bersih, serta penguatan edukasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan para tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis anak, untuk memastikan SOP penanganan stunting di tingkat Puskesmas dan desa berjalan baik. Kegiatan seperti yang dilaksanakan Puskesmas ini adalah langkah sinergis yang patut diapresiasi karena melibatkan semua unsur,” ungkapnya, menekankan pentingnya standar operasional yang terukur dan terarah di lapangan.
Selain fokus pada penanganan stunting, Wabup UNA juga menyoroti tantangan dalam upaya peningkatan SDM. Rendahnya rata-rata lama sekolah dan tingginya angka pernikahan anak. Ia mengungkapkan bahwa rata-rata lama sekolah di Lombok Barat saat ini masih berada di angka 6,8 tahun, yang setara dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Angka ini menjadi pekerjaan rumah besar dalam meningkatkan daya saing generasi muda.
“Cara menurunkan pernikahan anak adalah dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Sekolah harus menjadi tempat yang paling nyaman bagi anak-anak. Kalau sekolah menyenangkan, mereka tidak akan ingin menikah dini. Sebab, pernikahan dini berisiko tinggi terhadap lahirnya anak stunting,” pesannya.
Tak hanya itu, persoalan kemiskinan juga menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Wabup UNA menyebutkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Lombok Barat masih mencapai 1,57 persen, dengan kemiskinan makro sebesar 11,90 persen. Angka ini dinilai masih tinggi dan membutuhkan penanganan serius, terintegrasi dengan program penurunan stunting.
Menutup arahannya, Wabup UNA mengajak seluruh pihak, mulai dari jajaran pemerintah kecamatan, desa/kelurahan, puskesmas, hingga kader Posyandu, untuk terus menjaga kolaborasi lintas sektor. Kolaborasi ini disebutnya sebagai kunci utama dalam membangun generasi Lombok Barat yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
“Menjaga generasi sehat dan cerdas merupakan langkah strategis pemerintah daerah dan bagian tujuan agama, karena dari sanalah lahir keturunan yang kuat dan berakhlak mulia,” pungkas Wakil Bupati. (win)