OBRAS : Suasana obrolan santai Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal dan perwakilan Ojol di Mataram Minggu (31/08) malam. (ist)

MATARAM – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal tak ingin melihat situasi daerah tidak kondusif ditengah gejolak politik nasional memanas. Tadi malam (Minggu 31/08) gubernur Iqbal mengajak perwakilan Ojek On Line (Ojol) ngopi bareng di pendopo tengah. Suasana begitu akrab. Para Ojol diajak berdiskusi, bertukar pikiran serta sama-sama menjaga daerah NTB tercinta sambil duduk di lantai (Besile) di pendopo.

Suasana kehangatan makin terasa ketika gubernur mempersilahkan driver Ojol menyampaikan masukan untuk kemajuan daerah. Sebagai mantan diplomat handal, Gubernur Iqbal tidak melarang siapa saja yang ingin menyampaikan aspirasinya. Namun tentunya penyampaian aspirasi itu dilakukan dengan damai dan tanpa anarkis. Tujuannya daerah tercinta NTB tetap kondusif. Ekonomi rakyat membaik.

“Kalau NTB tidak kondusif, ekonomi akan terganggu dan yang pertama merasakan dampaknya adalah rakyat. Karena itu kita semua harus menjaga kedamaian,” tegas Gubernur Iqbal.

Sebelumnya, gubernur melakukan pertemuan dengan tokoh agama tokoh masyarakat. Masih dengan misi perdamaian dan kondusifitas daerah, Gubernur Iqbal kemudian mengundang OKP dan Perwakilan BEM di Mataram. Gubernur mengajak semua pihak untuk sama – sama menjaga keamanan serta kondusifitas daerah.

Sebelumnya BEM Unram menegaskan terus melakukan kritik terhadap pemerintah, namun dengan cara yang baik, damai, dan konstruktif.

“Kami akan selalu mengedepankan dialog, data, dan gagasan, bukan jalanan dan kekerasan, sebagai sarana untuk mewujudkan aspirasi rakyat,” tegas Ketua BEM Universitas Mataram Lalu Nazir Huda dalam siaran pers diterima media ini terpisah.

Lalu Nazir mengapresiasi setinggi-tingginya inisiatif gubernur yang telah mengumpulkan perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Nusa Tenggara Barat. Katanya, kesediaan pemimpin daerah untuk berdialog dan mendengarkan aspirasi BEM secara langsung adalah bukti nyata dari komitmennya untuk merangkul pemuda dalam pembangunan daerah.

“Pertemuan hari ini (dengan gubernur) kami pandang bukan sebagai upaya untuk membungkam gerakan mahasiswa atau menyudutkan kritik kami. Sebaliknya, kami melihat ini sebagai forum membangun kesepahaman dan komitmen bersama untuk menolak segala bentuk agenda anarkis di NTB. Kami percaya bahwa perubahan positif dan kemajuan daerah tidak dapat dicapai melalui kekerasan atau kerusakan,” tegasnya.

​Atas dasar itulah, BEM Universitas Mataram dan seluruh elemen pemuda yang hadir bersepakat untuk terus menjaga NTB agar tetap damai dan kondusif. Kedamaian adalah modal utama kita dalam membangun masa depan yang lebih baik. Kami tidak akan membiarkan oknum-oknum yang ingin memecah belah persatuan demi kepentingan pribadi.

Komitmen kritik yang konstruktif
​sebagai agen kontrol sosial, BEM Universitas Mataram tetap berkomitmen untuk menjalankan fungsinya dalam mengawal kebijakan pemerintah.

“Kami akan terus melakukan kritik terhadap pemerintah, namun dengan cara yang baik, damai, dan konstruktif. Kami akan selalu mengedepankan dialog, data, dan gagasan, bukan jalanan dan kekerasan, sebagai sarana untuk mewujudkan aspirasi rakyat. Kritik kami adalah bentuk kasih sayang kami terhadap NTB, bukan bentuk kebencian,” pungkasnya. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *