Oleh: Abdus Syukur*

Orang sering bertanya, “Apa sih untungnya masuk PWI?”
Pertanyaan ini sederhana, tapi kalau kita mau jujur, jawabannya tidak bisa sebatas, “Biar punya kartu pers” atau “Biar resmi diakui sebagai wartawan.”

PWI, atau Persatuan Wartawan Indonesia, itu bukan sekadar kumpulan orang yang kerjaannya pegang kamera, catat-catat di buku, atau ngetik berita di deadline mepet. PWI itu rumah. Dan rumah itu, kalau kita rawat, akan memberi kehangatan. Kalau kita biarkan kosong, ya hanya akan jadi bangunan yang sepi.

1. Perlindungan Hukum dan Rasa Aman

Wartawan itu sering berhadapan dengan risiko. Kadang liputan berjalan mulus, kadang kita harus menghadapi intimidasi atau panggilan polisi gara-gara berita. Di PWI, ada “payung” yang bisa melindungi saat hujan masalah datang. Ada pendampingan hukum, ada solidaritas teman-teman seprofesi.

2. Belajar Sepanjang Hayat

Menjadi anggota PWI berarti Anda punya kesempatan terus belajar. Ada pelatihan jurnalistik, workshop, bahkan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) untuk menguji dan mengakui kemampuan kita. Karena wartawan yang baik itu tidak pernah berhenti belajar, sama seperti petani yang tidak pernah berhenti merawat sawahnya.

3. Jaringan yang Luas

Kalau masuk PWI, Anda punya saudara di setiap provinsi di Indonesia. Liputan di Aceh? Ada kawan di sana. Tugas di Papua? Ada yang siap menyambut. Jaringan ini bukan cuma memudahkan pekerjaan, tapi juga membuat kita merasa bagian dari keluarga besar.

4. Meningkatkan Posisi Tawar

Di hadapan narasumber, status anggota PWI itu ibarat bendera. Bukan untuk gagah-gagahan, tapi sebagai tanda bahwa kita membawa nama besar yang harus dijaga. Itu membuat kita lebih dihargai, dan memudahkan akses ke sumber berita yang kredibel.

5. Kesejahteraan dan Kesempatan

Beberapa PWI daerah punya program asuransi, bantuan sosial, bahkan beasiswa untuk anak wartawan. Ada juga kesempatan mengikuti pelatihan di luar negeri. Kalau mau, PWI bisa menjadi sumber peluang, bukan sekadar tempat kumpul-kumpul.

6. Ikut Menentukan Arah Pers Nasional

PWI terlibat dalam perumusan kebijakan pers. Jadi kalau Anda punya ide atau kegelisahan tentang dunia jurnalistik, di sinilah tempatnya disuarakan.

Kesimpulannya, menjadi anggota PWI itu seperti ikut ronda kampung. Kalau kita aktif, kita aman, kampung kita aman, dan hubungan antarwarga terjaga. Tapi kalau kita cuma datang saat mau pinjam kursi, ya jangan heran kalau tetangga menganggap kita asing.

PWI itu bukan sekadar organisasi, tapi perjalanan menjaga marwah profesi. Keuntungan masuk PWI akan terasa kalau kita ikut membesarkannya, bukan hanya memakainya.

*Ketua DKD PWI NTB.

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *