MATARAM – Sebanyak 393 Jemaah Haji dan petugas Kloter dilepas Oleh Seketaris Pengadilan Tinggi NTB (H. Mustafa SH, MH), Senin 12 Mei 2025, resmi melepas kloter 9 jemaah calon haji dari Kota Mataram dan Kabuapaten Lombok Barat. Acara tersebut berlangsung di Asrama Haji dengan dihadiri oleh berbagai pejabat, Walikota mataram diwakili asisten 1, ketua IPHI kota Mataram, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, kepala bidang PHU, dan Ketua DWP Hj megawati Lestari SH MH (anggota DPRD Provinsi NTB).

Dalam sambutannya, H. Zamroni Aziz menyatakan rasa syukur yang mendalam. “Alhamdulillah, hari ini kami gembira melihat bapak ibu yang akan diberangkat ke makkah dan Madinah. berbagai ujian bagi jemaah dan panitia. Dalam pelaksanaan ini, terdapat tantangan yang harus dihadapi baik oleh jemaah maupun panitia, baik terkendala Visa dan seperti ” turunkan Kakanwil ” sebagai bagian dari ujian., ungkapnya

Salah satu ujian yang dirasakan adalah belum terbitnya Visa, keterbatasan pendamping, di mana ada jemaah yang istrinya tidak bisa ikut menemani. Selain itu, beberapa jemaah dari Kloter 3 terpaksa harus digabung ke dalam Kloter 9, yang merupakan bagian dari tantangan yang harus dilewati.

Zamroni, menyampaikan rasa terima kasih kepada para jemaah dari Lombok Barat dan Kota Mataram, mengapresiasi sikap para Jemaah yang tidak banyak mengajukan protes. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram atas kesabaran mereka selama proses ini.

Dalam kesempatan ini, Zamroni memastikan bahwa keberangkatan Kloter 9 berlangsung lengkap dan semua jemaah hadir termasuk para petugas, Terlihat pula bahwa banyak pejabat daerah ikut serta sebagai jemaah calon haji, menunjukkan komitmen dan dukungan terhadap pelaksanaan ibadah haji ini.

Zamroni menegaskan makna haji mabrur, yang mencerminkan ketulusan jemaah. “Insya Allah, semoga Bapak dan Ibu berangkat dalam keadaan sehat dan kembali dengan selamat,” imbuhnya.

Dia juga menyampaikan pesanan Menteri Agama kepada jemaah. Pertama, agar tidak terlibat dalam pembicaraan yang tidak perlu, dan memanfaatkan waktu untuk berdoa dan berzikir, mengingat kesempatan ini sangat berharga.

Kedua, Zamroni mengingatkan pentingnya mengatur penggunaan ponsel selama ibadah. Jemaah diminta untuk tidak menggunakan ponsel saat tawaf dan hanya memakainya di waktu yang tepat, seperti saat di hotel. “Komunikasi dengan keluarga penting, namun jangan sampai mengganggu kekhusyukan ibadah,” tegasnya.

Zamroni Aziz kemudian mengingatkan seluruh jemaah untuk mematuhi arahan dari semua petugas kloter, termasuk Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, Dokter, dan Perawat. “Pelayanan terbaik harus diberikan kepada jemaah. Apabila ada petugas yang mengecewakan, silakan laporkan kepada kami. Kami berkomitmen untuk menindaklanjuti laporan tersebut sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Menteri Agama,” tegasnya.

Dengan semangat, ia menambahkan, “Dalam beberapa jam lagi, jemaah akan tiba di tanah suci Madinah, di tempat yang bersejarah, yaitu makam Rasulullah. Mari kita doakan agar kloter-kloter berikutnya mendapatkan keselamatan, karena masih ada beberapa kloter yang akan berangkat.”

Di akhir pernyataannya, Zamroni menyampaikan permohonan maaf jika selama proses berlangsung ada hal-hal yang kurang berkenan, baik dari pihak kabupaten maupun di asrama haji Embarkasi LOP.

Permohonan ini menjadi penutup yang tegas dari proses keberangkatan Kloter 9, mengedepankan semangat persatuan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah haji.

Sebagai penutup, H. Zamroni Aziz mengajak seluruh jemaah untuk menjaga nama baik daerah, terutama Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, serta nama bangsa Indonesia. “Kita adalah jamaah haji yang memiliki adab dan kesantunan. Mari tunjukkan identitas kita sebagai masyarakat Nusa Tenggara Barat dengan menunjukkan perilaku yang baik dan sopan,” tegasnya.

Mustafa SH, mengawali sambutannya di hadapan jemaah haji. Dengan penuh harapan, beliau mengajak semua jemaah untuk melantunkan talbiyah, menghidupkan suasana ibadah yang suci.

Dalam kesempatan tersebut, Mustafa, menekankan bahwa ibadah badaniyah seperti puasa bisa dilaksanakan di mana saja, namun keistimewaan melaksanakannya di Tanah Suci tidak tergantikan. Beliau juga mengingatkan pentingnya niat qolbiyah, yaitu menyiapkan hati dan niat yang tulus untuk melangkah ke Makkah.

Tak lupa, beliau menyampaikan makna dari ibadah maliah yang melibatkan ziarah, mengajak jemaah untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Makkah. “Niat beribadah harus disertai ketulusan dan kesiapan untuk menerima setiap pengalaman spiritual,” ujarnya.

Mustafa menekankan pentingnya memuaskan diri dengan ibadah di Makkah, karena kesempatan ini mungkin tidak akan terulang kembali. Seluruh jemaah diingatkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, menjadikan setiap detik di Tanah Suci berharga dalam perjalanan spiritual mereka. (*) 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 120

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *