LOBAR—Permintaan adanya Rumah Sakit (RS) di kawasan utara Lombok Barat (Lobar) terus disuarakan warga Kecamatan Batulayar dan Gunungsari. Mengingat jarak tempuh yang jauh untuk menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tripat Gerung maupun Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada.
Usulan faskes itu telah disampaikan seluruh kepala desa, tokoh masyarakat dan para anggota DPRD Lobar daerah pemilihan (Dapil) setempat. Termasuk saat acara silahturahmi Bupati dan Wakil Bupati Lobar dengan seluruh kepala desa (Kades) se Lobar, Senin (10/3) lalu. Rencana itu pun sangat didukung seluruh anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Batulayar-Gunungsari.
“Pada tanggal 27 Februari 2025 kami mengadakan diskusi seluruh anggota DPRD Dapil IV di Kantor Camat Batulayar. Hadir juga seluruh kades, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda untuk membahas soal itu (Faskes),” terang Ketua Komisi III DPRD Lobar, Fauzi yang dikonfirmasi, Selasa (11/3).
Kesepakatan saat pertemuan itu akan meminta Pemda minimal menyiapkan adanya Faskes berupa Puskesmas di wilayah Batulayar. Namun kabar akan ditingkatkannya status Puskesmas Gunungsari menjadi Rumah Sakit (RS) disambut baik pihaknya.
“Tapi belum ada pembahasan dari pihak legislatif. Tapi kami setiap tahun menyampaikan kepada bupati untuk adanya rumah sakit di bagian utara Lobar,” beber politisi PKB itu.
Tentu jika rencana peningkatan status Pusksesmas Gunungsari menjadi RS itu diusulkan, Komisi III pasti akan mendukung.
“Di wilayah Utara itu harus ada rumah sakit, saking jauhnya antara Batulayar dan Gunungsari ke Gerung. Sangat ironi daerah wisata tidak memiliki faskes yang memadai,” ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar tengah fokus pada perencanaan peningkatan status Puskesmas Gunungsari menjadi Rumah Sakit tipe D.
Kepala Dikes Lobar, Arief Suryawirawan mengatakan butuh anggaran Rp 50 miliar untuk membangun RSUD Gunungsari. Puskesmas yang luasnya mencapai satu hektare itu akan diubah tampilannya layaknya sebuah rumah sakit. Bahkan masih ada lahan aset Pemda di belakang Puskesmas seluas 3 hektare yang bisa dipergunakan untuk menunjang rumah sakit itu nantinya.
“Perencanaanya, gambarnya dan segala macamnya sudah ada. Tinggal cari anggarannya,” jelasnya.
Anggaran Rp 50 miliar mencakup bangunan gedung termasuk alat kesehatan yang dibutuhkan rumah sakit. Jika nantinya jadi dibangun, Dikes akan mencarikan lahan baru untuk Puskesmas Gunungsari.
“Karena harus tetap ada puskesmas di wilayah itu,” ujarnya.
Arief mengungkapkan alasan mengapa Puskemas Gunungsari akan ditingkatkan langsung menjadi Rumah Sakit tipe D, bukan pratama karena saran dari Kemenkes. Lantaran sudah tidak ada nomenklatur rumah sakit pratama di pusat. Sehingga pemerintah pusat tak mengharapkan lagi ada rumah sakit pratama.(win)