PRAYA – Berbicara jalan Bypass BIL-Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) seolah tak ada habisnya. Pasalnya, Bypass ini masih gelap gulita gara-gara lampu penerbangan jalan umum (PJU) padam berangsur lama. Pemerintah seakan tutup mata melihat persoalan yang menjadi keluhan masyarakat tersebut.
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Loteng, Lalu Herdan menjelaskan, gelapnya jalan bypass ini disebabkan karena mahalnya biaya perbaikan pasca hilangnya kabel PJU sebelumnya. Dimana tidak sedikit anggaran yang dihabiskan untuk perbaikan PJU Bypass BIL-Mandalika, yakni di angka Rp 3 miliar, untuk PJU Baypas BIL-Mandalika.
“Untuk bypass ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan pusat. Mengingat masing-masing sudah berbagi di jalan negara ditangani pusat, dan jalan provinsi oleh pemprop dan jalan kabupaten oleh Pemerintah Daerah (Pemda),” terangnya.
Namun, katanya, ada juga ruas-ruas jalan negara dan provinsi yang di dalam kota itu ditangani atau dipelihara oleh Pemda Loteng. Seperti di jalan ruas PLN Praya, Biao Tanpar-Ampar, yang merupakan jalan nasional.
Begitu juga PJU di ruas jalan provinsi yang dalam kota pun dilakukan pemeliharaan oleh Pemda.
Sebelumnya, gelapnya jalan Bypass BILP-Mandalika menjadi sorotan banyak pihai. Terlebih menjelang event MotoGP Mandalika 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 27-29 September, di Sirkuit Mandalika, Loteng.
“Simpel saja, lampu jalan ini dihidupkan bukan pada saat momen tertentu. Salah satu contoh ketika acara safari Ramadhan di Kecamatan Pujut lampu jalan pada mati, eeeh tau-taunya malam itu nyala dan besoknya mati lagi,” ungkap tokoh pemuda Pujut, Mirdan Hamdanu.
Menurutnya, lampu jalan itu sangat urgent, dimana akan membuat masyarakat yang bekerja di wilayah selatan Loteng, ketika pulang dapat merasa aman.
Karena gelapnya gara-gara lampu penerangan jalan umum (PJU) padam, sudah banyak memakan korban. Dimana kecelakaan di jalur rawan kemudian gelap. Apalagi di jalan Bypass BIL-Mandalika sekarang, katanya, seperti jalur mati. Seolah-olah sudah puluhan tahun dibangun tanpa adanya perawatan.
“Namun ketika event seperti MotoGP semua hidup, termasuk tanaman serba hidup. Semua ibarat pesulap. Lantas itulah yang menimbulkan pertanyaan ke masyarakat. Jangankan jalannya yang diperbaiki, lampu jalan saja tidak diperhatikan,” sentilnya.
Kemudian, jangan karena kejadian lama lantas pemerintah juga enggan kembali memperbaiki. Justru harus membangun sinergitas dengan badan keamanan baik dari pihak desa maupun pihak kepolisian, agar sering-sering melakukan kontrol Kamtibmas.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Mertak, Sahnan juga mengeluhkan hal serupa. Jalan Bypass BIL-Mandalika gelap gulita gara-gara PJU padam. Dimana pengendara menjadi tidak nyaman karena jalan gelap gulita.
Hal ini tentu menjadi catatan bersama. Dimana kesadaran bukan hanya saling menyalahkan baik pemerintah maupun masyarakat tertentu. Namun penting gayung bersambut antara pemerintah, masyarakat dan stekholder terkait.
“Untuk pemerintah dan stekholder semoga segera diperbaiki dan memupuk kesadaran masyakat digalakkan di semua kelompok masyarakat supaya bersama menjaga. Lampu ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat umum dan pariwisata,” katanya.
“Memang gampang membangun, namun yang susah menjaga,” tambahnya.
Kades Segala Anyar, Ahmad Zaini menyoroti di Bypass BIL-Mandalika ini masih kekurangan plang nama desa di beberapa trowongan yang selama ini sering disuarakan. Namun hingga saat ini itu tidak kunjung dilakukan perbaikan.
“Contohnya di plang yang mengarah ke Desa Segala Anyar gak ada. Malah nama dusun yang ditulis. Minimal harus lah itu,” cetusnya.
Dikatakan bahwa lampu jalan itu harusnya sudah terang, apalagi ini sudah menjelang even MotoGP namun masih gelap. Soal lampu padam, ia sendiri tidak mengetahui pasti sebabnya. Yang jelas butuh kerja sama antar semua pihak dalam menjaga sarana yang ada.
“Kalau masuk wilayah Segala Anyar itu kami aktif ronda. Yang berada di bypass ada dusun-dusun kami di sana juga ada beberapa. Kami aktif ronda di tiap dusun. Seperti di utara bypass ada ronda gabungan, dan juga di dusun lain juga untuk di luar areal bypass. Bahkan Kami mendirikan pos di pinggir bypass,” bebernya. (tim)