MATARAM – Pemerintah Provinsi NTB tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi bisa memulangkan dua mahasiswa NTB di Wuhan, China. Pelajar asal NTB itu sampai sekarang posisi terjebak dan berharap bisa dipulangkan.
“Orang di sana diisolasi, bagaimana caranya mau pulangkan,” ungkap Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, kemarin.
Dengan kondisi saat ini, pemerintah tidak bisa berbuat apa apa selain memantau dari jarak jauh. Pemerintah akan tetap mengikuti perkembangan penanganannya yang dilakukan oleh Pemerintah China.
“Kita monitor saja, kita monitor,” katanya.
Adapun dua mahasiswa asal NTB di sana yakni, Dewi Pujut Putri Arerien asal Lombok Tengah dan Noval asal Cakranegara Mataram saat ini terjebak di Wuhan. Daerah yang saat ini tempat tersebarnya virus corona. Pihak keluarga mengharapkan pemerintah bisa mengevakuasi mereka.
“Makanya kita monitor. Kita ikuti saja bagaimana penanganan di sana,” jawab Sekda singkat.
Terpisah, Dinas Sosial Provinsi NTB juga mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Ranah Dinsos itu ketika di dalam negeri khususnya jika sudah berada di daerah NTB. Kepala Dinas Sosial NTB, T Wismaningsih mengatakan, urusan dari luar negeri ke Indonesai menjadi ranah Kedutaan Besar Repuplik Indonesia (KBRI) setempat. Selanjutnya, urusan dari pusat ke daerah itu masuk penangannya oleh Kementrian Sosial.
Selama masih berada di luar negeri, Dinsos tidak bisa melakukan kontak langsung. Dinsos hanya menjalin komunikasi melalui Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) langsung. “Kami sudah berkomunikasi dengan PPI. Untuk pemulangnnya kita tidak bisa langsung itu urusan pusat,” jawabnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi menegaskan, Pemprov tidak akan memulangkan mereka. Pemerintah sudah mengirimkan cara-cara melakukan pencegahan dari virus itu. Yang bisa dilakukan bagaiaman cara menjaga diri.
“Minimla tidak keluar dari rumah, keluar harus pakai masker, makanan dijaga betul, jangan mengunjungi pasar hewan, jangan kontak dengan hewan,” beber Eka.
Wuhan merupakan kota Pendidikan seperti kota Yogyakarta di Indonesia, sehingga kata Eka banyak mahasiswa dari berbagai negara menempuh pendidikan di sana. “Kita di NTB banyak dari China tapi di Wuhan sendiri ada dua. Semuanya dalam kondisi aman,” kataya.(jho/r1)