IST/RADAR MANDALIKA JAGA: Petugas dari pertanian dan stakeholder terkait saat turun melakukan penjagaan ternak luar di perbatasan pintu masuk Lombok Utara, kemarin.

 

KLU- Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi saat ini cukup mengkhawatirkan. Kabarnya, penyakit ini begitu cepat merembet antar ternak dan memicu kematian pada ternak. Namun beruntungnya di Lombok Utara sampai saat ini kasus PMK belum ditemukan.

Kendati belum adanya kasus PMK yang mencuat, namun pemerintah daerah pun mengambil langkah antisipasi yang begitu cepat. Setelah sebelumnya mengambil kebijakan untuk melarang ternak sapi luar masuk ke Lombok Utara. Kini giliran pasar ternak di dua lokasi yakni pasar hewan Tanjung dan Kayangan ditutup sementara.

“Kami mulai menutup pasar hewan yang ada di Tanjung dan Kayangan mulai tanggal 25 Mei hingga 15 Juni,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Lombok Utara, Tresnahadi, kemarin.

Dengan merebaknya kasus PMK, pemerintah jelasnya, sangat tanggap dalam mengambil langkah antisipasi yang begitu ketat. Selain menutup pintu masuk ternak luar dan menutup pasar hewan yang ada, pihaknya juga melaksanakan sosialisasi kepada semua UPTD dan penyuluh di masing-masing kecamatan untuk memberikan tips cara pencegahan kepada kelompok ternak.

“Pihak UPTD saya perintahkan melakukan sosialisasi kepada kelompok ternak yang ada di masing-masing kecamatan,” tuturnya.

Di samping itu juga, pihaknya meminta kepada semua camat dan kades untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK.

Pemerintah daerah juga terangnya telah menyetop sementara pelaksanaan IB dan PKB(pemeriksaan kebuntingan) pada ternak sapi hal ini karena pelaksanaan suntik IB ini dapat menjadi perantara penularan virus PMK.

“Kita sekarang juga tengah meningkatkan pelayanan posyandu ternak di masing-masing kelompok ternak,” tuturnya.

Sementara itu, untuk kelompok ternak yang ada saat ini pihaknya intens memberikan sosialisasi dalam upaya pencegahan,  diketahui jumlah kelompok ternak di KLU sekitar 500 kelompok sehingga sampai saat ini katanya  masih ada kelompok yang belum diberikan sosialisasi.

“Apabila masyarakat melihat gejala-gejala PMK pada ternak, seperti air liur berlebih (hipersalivasi), lepuh pada mulut dan lidah, luka sekitar kuku, ternak sulit berjalan ,suhu tubuh mencapai 41 derajat celcius, segera laporkan ke penyuluh atau petugas kesehatan hewan. Tidak usah panik karena tingkat kematian akibat PMK ini rendah dan dapat disembuhkan,” bebernya. (dhe)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *