KLU- Dana pembangunan rumah tahan gempa di Lombok Utara sebesar Rp
Rp 241 miliar telah terserap.
Hanya saja hingga masa transisi darurat pemulihan pascagempa berakhir tersisa masih sekitar 1. 478 rumah warga yang belum terbangun yang tidak masuk dalam anggaran tahap I dan tahap II.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Lombok Utara (KLU), HM Zaldy Rahadian yang dikonfirmasi mengaku bahwa pihaknya akan mengupayakan semua RTG yang belum terbangun.
“Terkait yang 1478 itu adalah yang sudah direview tetapi belum ada duitnya. Untuk itu akan kita kerjakan saat rehab rekon,”ujar Zaldy, Selasa (6/4).
Selain RTG tersebut, beberapa pekerjaan rumah yang belum tuntas juga kata Zaldi yakni fasilitas umum yang rusak akibat gempa juga belum disentuh pembangunannya. Seperti beberapa fasilitas kesehatan, fasilitas pemerintah, fasilitas pendidikan hingga tempat ibadah.
Saat ini pihaknya tengah melengkapi segala persyaratan dari BNPB sebagai syarat untuk dapat mengakses bantuan selanjutnya.
“Persyaratan dari BNPB fisik itu paling tidak sudah ada desainnya,” ujarnya.
Dari desain tersebut nantinya kata Zaldy, baru akan diketahui berapa dana yang dibutuhkan. Jadi pihaknya tidak bisa mengusulkan dana yang dibutuhkan untuk rehab rekon, hanya berdasarkan perkiraan semata tetapi harus ada desain dari gedung yang akan dibangun.
“Sebenarnya estimasi dana yang kita butuhkan ini sekitar Rp 2 triliun tetapi sekarang kita harus menyusun ulang lagi (proposal),” ujarnya.
Untuk menuntaskan semua ini pihaknya kata Zaldy butuh waktu yang cukup lama.
Meski begitu pihaknya akan berupaya untuk menuntaskan dalam waktu yang lebih singkat.
“Kita targetnya secepatnya. Kita diminta oleh BNPB secepatnya. Data awal dan perlengkapannya sudah kita kirimkan. Tinggal desain. Paling tidak puasa ini sudah selesai untuk desainnya,” ungkapnya.(dhe)