MATARAM – Sampai saai ini Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTB belum mengetahui berapa perputaran uang selama event MotoGP. BI sampai sekarang masih melakukan penghitungan ataupun assesment.
“Kapan waktunya kami akan rilis,” tegas Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Achmad Fauzi kepada media, kemarin.
Fauzi mengatakan, BI masih melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak pihak yang terlibat langsung. Misalnya, pihak penjual tiket, hotel, perdagangan UMKM dan penyediaan transportasi dan lainnya.
“Jadi untuk angkanya belum bisa kami rilis,” katanya.
Sementara itu, BI sudah melihat sejumlah sektor yang cukup mendominasi kegiatan ekonomi di hari H. Misalanya perputaran uang sudah dimulai saat penjulaja tiket. Berikutnya aktivitas UMKM yang berlangsung tercentral di Sirkuit termasuk juga sektor pehotelan dan jasa transportasi lainnya.
“Kalau sudah waktunya semuanya kami akan rilis,” jajinya.
Sementara itu dalam materi pemapaprannya BI memprediksi pertumbuhan perekonomian di NTB pada triwulan I tahun 2022 akan mengalami peningkatan di kisaran angka 3,8 persen hingga 4,6 persen. Hal ini tidak lepas dari dampak perhelatan MotoGP Mandalika pada 18-20 Maret 2022 lalu.
“Perekonomian NTB pada triwulan I-2022 diperkirakan mengalami peningkatan pada kisaran 3,8 hingga 4,6 persen (yoy),” ungkapnya.
Peningkatan tersebut, jika melihat kinerja sejumlah lapangan usaha yang mengalami peningkatan pada triwulan I 2022. Disamping itu terjadi peningkatan kinerja lapangan usaha di sektor perdagangan, transportasi, penyediaan akomodasi, makanan dan minuman pada pelaksanaan event MotoGP Mandalika 2022. Kinerja lapangan usaha pertambangan juga diperkirakan mengalami kenaikan seiring target peningkatan kapasitas pertambangan serta perbaikan recovery rate. Pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan konstruksi yang tumbuh melambat seiring dengan risiko penurunan produktivitas karena curah hujan yang tinggi dan selesainya beberapa proyek strategis pada tahun 2021.
Dari sisi pengeluaran, sambungnya, perekonomian NTB pada triwulan I 2022 diperkirakan akan meningkat sejalan dengan perbaikan kinerja konsumsi RT dan ekspor luar negri. Perbaikan lebih lanjut diperkirakan tertahan oleh perlambatan kinerja PMTB dan konsumsi pemerintah.
Sementara itu, sepanjang 2022, ekonomi NTB diprediksi tumbuh di kisaran angka 5,1 persen hingga 5,9 persen. Hal ini didukung oleh aktivitas perekonomian yang sudah lebih baik dibandingkan 2021 dan didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha perdagangan, pertambangan, konstruksi dan transportasi.
Ia juga menjelaskan, pada bulan Februari 2022, Provinsi NTB mengalami deflasi 0,07 persen (mtm). Menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,71 persen (mtm) dan dibandingkan nasional yang tercatat deflasi 0,02 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi NTB tercatat 1,82 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 2,06% (yoy). Dijelaskan, inflasi tahunan didorong oleh kelompok yang mengalami inflasi sebesar 4,71 persen (yoy). Utamanya disumbang oleh kenaikan tarif angkutan udara seiring normalisasi harga dari tahun sebelumnya dan peningkatan tarif bahan bakar rumah tangga sejalan dengan kenaikan tarif bahan bakar gas non subsidi.
Ditambahkan Kepala Bidang Fungsi Neraca dan Analisis Statistik BPS NTB, Pepti Maya Puspita dimana BPS pun masih belum bisa merilis sejuah mana dampak MotoGP yang dirasakan di hotel hotel baik yang berbintang maupun hotel non bintang.
“Sedang kami kumpulkan datanya,” katanya.
BPS hanya siap mempublis hal itu pada Mei mendatang. “Bersamaan dengan rilis PDRD triwulan 1 2022,” ucapnya.
Untuk melihat keseluruhannya, BPS melakukan pendataan disetiap bulan. Hotel berbintang dilakukan secara on line sementara yang non berbintang dilakukan dengan turun melakukan survey langsung.
“Kita kumpulkan datanya tiap bulan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTB, Sudarmanto menjelaskan paparan dari beberapa lembaga terlihat jelas kontribusi nyata dana APBN yang dikucurkan ke daerah. Belum lagi dana dari konstruksi yang dibiayai dari APBN juga.
“Kita sangat optimis pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tercapai sesuai target. Semua sektor mendukung dengan catatan nggak ada post mayor nya,” pungkasnya. (jho)