Seperti ini suasana salah satu hotel di Mataram.

 

MATARAM – Pelaksanaan event Internasional MotoGP akan berlangsung 18-20 Maret 2022. Faktanya masih ribuan kamar hotel atau penginapan belum juga laku. Kondisi tersebut masih berbanding terbalik dari upaya pemerintah yang bekerja keras supaya semua penginapan penuh.

 

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Yusron Hadi mengatakan data per 7 Maret kemarin sisa kamar penginapan berjumlah 6.664 dari total keselurhan 23.889.

 

“Saya kira dengan angka 6.664 kemarin tanggal 7 Maret, sekarang tanggal 9 pastinya kamar masih tersedia,” beber Yusron, kemarin.

 

Kata Yusron Dispar langsung turun meninjau keadaan penginapan kamar hotel guna mendata mana yang memang sudah laku dan mana yang belum. Untuk yang belum laku itu jenisnya Hotel, Villa Bungallow, Homestay Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) yang masih ada terutama di Gili, Senaru, Sembalun dan Wilayah Suranadi.

 

“Pokoknya masih kamar sedia silahkan datang,” katanya.

 

Yusron mengaku kesulitan mengupdate berapa sisa kamar yang belum dipesan. Hal ini disebabkan karena pemesanan ini by manual. Belum ada sistem digital yang bisa dipantau oleh pemerintah setiap saat.

 

“Jadi angka terbaru bisa kita dapat (hari) Jumat (pekan ini),” ucapnya.

 

Dinas kabupaten kota turun mengecek di hari senin dan hari jumat saja. Ia meyakini sejak tanggal 7 Maret lalu sampai saat ini sudah pasti yang ada yang sudah di pesan penonton MotoGP.

 

“Pasti ada yang terjual,” yakinnya.

 

Dengan kondisi saat ini Pemprov hanya bisa menaruh keyakinan dimana semakin dekat hari pelaksanaan even MotoGP pergerakan keterisian penginapan akan lebih banyak yang terbooking.

 

“Semakin deket hari H pastinya pergerakan keterisian penginapan akan lebih cepat karena booking akan lebih pasti,” yakinnya lagi.

 

Untuk menggenjot penjualan kamar hotel, Pemprov mengklaim terus melalukan sosialisasi ketersediaan kamar yang masih kosong termasuk melalui media, travel agent, ITDC dan juga platform penjualan penginapan.

 

Sementara itu berdasarkan data PHRI NTB khusus untuk kamar hotel mulai dari Melati sampai berbintang yang masih tersisa alias belum laku sebesar 4.056 kamar dari 21.697 kamar secara keseluruhan hotel yang berada dibawah naungan PHRI.

 

Sementara, Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolimi merincikan secara detail yaitu dari jumlah keseluruhan kamar sebanyak 21.697 yang sudah laku 12.611 kamar atau masih tersisa 9.087. Tetapi dari 9.087 itu posisinya ada di tiga gili sebanyak 5.781. Dimana dari jumlah tersebut hotel yamg beroperasi hanya 30 persen atau sebanyak 2000 kamar. Alias 70 persen hotel di Tiga Gili masih tutup.

 

“Dari 2000 itu yang sudah terjual 772 kamar. Sisanya 1.228 kamar khusus di tiga Gili,” terang Wolimi dikonfirmasi terpisah.

 

Lalu data kamar yang belum laku di luar tiga gili itu sebanyak 3.276. Dimana lokasinya di di daerah yang jarak tempuhnya lumayan jauh. “Di Lotim misalnya, Tete Batu, Kembang Kuning, Selong dan lain lain,” katanya mencontohkan.

 

Untuk mencapai penjualan itu PHRI menyarankan supaya agen bisa membuat paket perjalanan misalnya sudah termasuk dengan akomodasi.

“Ditambahkan paket akomodasi lebih menarik itu jalan keluarnya kalau menurut kami PHRI,” terangnya.

Terakhir Wolimi menegaskan data kamar hotel yang dihimpun itu hanya sebatas pada hotel saja. Beda halnya dengan Dispar yang memang mendata keseluruhan. “Misalnya Sarhunta, Camping ground dan seterusnya,” pungkasnya. (jho)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *