LOTENG- Sebanyak 74 orang guru asal Lombok Tengah telah usai menempuh Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan ke-II. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya simposium yang dilaksanakan dari tanggal 21-23 Februari 2022 terpusat di DMAX Hotel.
Ketua P4TK PKn dan IPS, Dr. Nasikh mengatakan, simposium merupakan rangkaian akhir dari program pelatihan Guru Penggerak angkatan 2 bagi wilayah Kabupaten Lombok Tengah yang telah sukses melaksanakan pelatihan selama sembilan bulan.
“Status mereka sekarang bukan lagi menjadi guru biasa melainkan sudah didaulat menjadi lokomotif peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah,” ucapnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Adanya Guru Penggerak tentunya diharapkan bisa membawa perubahan bagi kualitas pendidikan di suatu daerah dan pada umumnya Indonesia. Sehingga sampai tahun ini Guru Penggerak yang sudah direkrut sekitar 8000 orang se Indonesia.
“Ditargetkan sampai tahun 2024 di angkatan V dan VI Guru Penggerak sudah direkrut mencapai 24 ribu orang,” tambah dosen Universitas Negeri Malang ini.
Bentuk pendidikan yang didapatkan oleh guru selama mengikuti program ini lanjut pria kelahiran Pasuruan, 27 Oktober 1972 adalah bagaimana filosofi pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru dan menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
“Selebihnya mereka diajarkan bagaimana menggerakkan guru-guru yang lain sehingga bisa menjadi agen perubahan,” tambahnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Lombok Tengah, HL Pathul Bahri, Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, HL Muliawan, dan Kepala Kantor Cabang Dinas Dikbud Lombok Tengah, Nur Ahmad dan lainnya.
Pada kesempatan itu Bupati Lombok Tengah, HL Pathul Bahri meminta kepada Dinas Pendidikan untuk segera mendata Guru Penggerak yang memenuhi kriteria untuk diangkat menjadi kepala sekolah.
“Jumlah guru di Lombok Tengah 7 ribu lebih sementara siswanya 160 ribu yang tersebar di 12 kecamatan. Sehingga keberadaan guru penggerak diharapkan mampu mentransformasikan ilmu guna membangun kualitas sumber daya manusia yang semakin unggul,” tuturnya.
Dilihat dari demografi lanjutnya, usia produktif di Kabuapten Lombok Tengah dari 14-55 tahun tiga puluh tahun ke depan sebanyak kurang lebih sebanyak 600 ribu orang. Artinya usia produktif itu ada saat ini sampai 2040 lebih, jika ini tidak disiapkan maka nasib generasi mau jadi apa.
“Jadi guru penggerak yang sudah dinilai layak menjadi kepala sekolah memiliki tugas besar untuk bagaimana menggerakkan guru-guru kita supaya bergerak selengkah lebih maju dan mensosialisasikan ke sekolah-sekolah yang ada di Lombok Tengah,” ucapnya.
Pihaknya yakin dengan adanya Guru Penggerak Indonesia khususnya Lombok Tengah akan menjadi lebih baik kedepannya.
“Di hari pendidikan kita akan sediakan reward untuk menyemangati mereka,” tutupnya.(cr-hza)