JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA Lalu Hadrian Irfani

MATARAM – Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikelola Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB sebesar Rp 13 miliar disoroti serius Komisi II DPRD NTB. Anggaran tersebut tidak main-main sehingga publik harus mengetahui rincian detailnya seperti apa. Apalagi dari anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp 12,5 miliar sehingga masih tersisa Rp 1,2 miliar lebih belum dieksekusi Disnakkeswan NTB. Ada apa? Komisi II akan mempertanyakan seperti apa pengelolaan dana PEN 13 miliar tersebut.

 

“Besok ada rapat dengan mitra kerja (termasuk Disnakkeswan). Besok kami pertanyakan,” tegas Sekretaris Komisi II DPRD NTB, Lalu Hadrian Irfani dari Fraksi PKB itu.

 

Komisi II juga mendengar Rp 4 miliar untuk kegiatan Ternak Ruminansia Potong sebesar Rp. 4.052.500.000. Kegiatannya untuk sapi dalam rangka pemenuhan kekurangan realisasi droping sapi kepada kelompok-kelompok yang tergabung dalam Korporasi “Mandalika Baren Sampi” pada Kawasan 1.000 Desa Sapi di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pagu anggarannya sebesar Rp. 4.052.500.000. Pada kegiatan tersebut telah terealisasi Rp. 3.924.430.000.

 

” Besok (itu) jadi bahan kami (bertanya),” tegasnya.

 

Dewan akan menanyakan apa boleh menganggarkan kekurangan program sebelumnya. Lantas progres program 1.000 sapi yang telah diklaim pemerintah tuntas 100 persen itu seperti apa. Sebagai wakil rakyat, Miq Ary hanya ingin pemerintah terbuka kepada masyarakat. Program yang dijalankan tidak terkesan ditutup-tutupi.

 

“Setuju (harus terbuka). Besok kami pertanyakan,” janjinya.

 

Sejauh ini Komisi II punya catatan penting terhadap kegiatan yang dijalankan Disnakkeswan NTB selama ini. Programnya dilihat belum merata. Sekala prioritas tidak dikedepankan.

“Besok kami akan rapat dengan Kadis Peternakan. Kami pertanyakan beberapa hal,” katanya lagi.

 

Diketahui rincian dana PEN yang dikelola Disnakkeswan NTB itu tertuang dalam DIPA tahun anggaran 2021, ditetapkan melalui hasil refocusing anggaran bulan November 2021. Perincian kegiatan yang dilakukannya pada lima kluster. Pertama Pakan olahan dan bahan pakan sebesar Rp. 720.000.00,-. Kegiatannya untuk pengembangan unit pengolah pakan sapi potong, dan yang telah terealisasi sebesar Rp. 718.600.000 (99,81%).

 

Kedua optimalisasi Reproduksi sebesar Rp. 8.428.046.000,- dengan kegiatannya untuk Fasilitasi Alat dan Bahan Inseminasi Buatan (IB). Pagu anggarannya sebesar Rp. 1.636.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 831.167.000,- (50,80 %). Pengadaan N2 Cair, pagu anggarannya sebesar Rp. 917.900.000,- terealisasi sebesar Rp. 917.900.000,- (100 %). OperasionalInseminasiBuatan(IB),paguanggarannyasebesarRp. 2.490.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 2.489.050.000,- (99,96 %). Operasional Pemeriksaan Kebuntingan, pagu anggarannya sebesar Rp. 1.500.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.498.930.000,- (99,93 %). OperasionalPelaporanKelahiran,paguanggarannyasebesarRp. 1.198.040.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.197.970.000,- (99,99 %). Lalu koordinasi, Pendampingan dan Pengawalan, pagu anggarannya sebesar Rp. 685.906.000,- terealisasi sebesar Rp. 679.189.600,- (99,02 %). Total pagu anggaran pada angka 2 sebesar Rp. 8.428.046.000, dan terealisasi sebesar Rp. 7.614.206.600 atau 90,34 persen.

 

Selanjutnya, program Ternak Ruminansia Perah sebesar Rp. 331.810.000. Kegiatannya untuk Pengadaan Sapi Perah, pagu anggarannya sebesar Rp. 331.810.000,- terealisasi sebesar Rp. 53.600.000,- (16,15 %). Berikutnya Ternak Ruminansia Potong sebesar Rp. 4.052.500.000. Kegiatannya untuk sapi dalam rangka pemenuhan kekurangan realisasi droping sapi kepada kelompok-kelompok yang tergabung dalam Korporasi “Mandalika Baren Sampi” pada Kawasan 1000 Desa Sapi di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, pagu anggarannya sebesar Rp. 4.052.500.000,- dan telah terealisasi sebesar Rp. 3.924.430.000,- (96,84 %)

 

Terakhir Sertifikasi Unit Usaha sebesar Rp. 225.000.000. Kegiatannya untuk Pengendalian Pemotongan Betina Produktif, pagu anggarannya sebesar Rp. 225.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 221.730.000 (98,55 %).

 

“Total anggaran dari 5 kegiatan di atas sebesar Rp. 13.757.356.000 dan telah terealisasi sebesar Rp. 12.532.566.600,- (91,10 persen). Sisa anggaran sebesar Rp. 1.224.789.400,” terangnya.

 

Kepala Disnakkeswan NTB, Khairul Akbar mengaku memang dana tersebut namanya PEN namun diperuntukkan untuk kegiatan dinas yang mana sumbernya langsung dari APBN.

“Itu kegiatan rutin dari pusat,” tegasnya saat berikan klarifikasi singkat.(jho)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *