LOBAR — Progres perbaikan tiga titik proyek Senggigi yang longsor dinilai lambat oleh kalangan wakil rakyat di Lombok Barat (Lobar). Bahkan Ketua DPRD Lobar Hj Nurhidayah menganggap tak ada progres perbaikannya. “Sampai hari ini kita lihat belum ada progres terhadap perbaikannya,” kritik Nurhidayah yang dikonfirmasi, kemarin (30/8).
Menurutnya pihak ketiga atau kontraktor sudah diberikan waktu untuk melakukan perbaikan fasilitas itu sebagai pertanggungjawaban. Namun ketika politisi Gerindra itu melintas jalur Senggigi, ternyata progresnya tidak sesuai harapan. “Tukangnya yang mengerjakan perbaikan hanya dua tiga orang, belum ada progres,” terangnya.
Melihat progres itu, belum dapat diduga berapa dugaan kerugian negara yang diungkapkan Aparat Penegak Hukum (APH). Ia pun mendukung dan mendorong APH mengusut dugaan indikasi kerugian negara jika memang benar ada.
“Karena yang bisa mengambil kesimpulan adanya kerugian negara itu ada BPK, BPKP dan APH (Kepolisian dan Kejaksaan). Kalau indikasi kerugian negara, kami mendorong agar penegak hukum menindaklanjutinya,” pungkasnya.
Sementara itu Pemkab Lobar mengaku sudah mengeluarkan surat tanggap bencana atas tiga proyek penataan Senggigi itu. Sebab Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar menganggap longsornya tiga titik proyek itu diakibatkan curah hujan.
“Sesuai hasil survei tim yang ada di BPBD bahwa bencana itu terjadi karena hujan. Itu dituangkan dalam bentuk kajian dan dilaporkan ke pak bupati dan ditetapkan melalui surat (status bencana),” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lobar, Mahnan.
Pihaknya tidak masuk dalam ranah lain yang tengah berproses terkait proyek itu, seperti penyidikan oleh APH. Pihaknya hanya melihat ada kejadian bencana. Sehingga wajar jika status bencana ditetapkan untuk melakukan perbaikan bangunan karena menjadi fasilitas bagi masyarakat.(win)
