LOBAR — Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akhirnya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 atau darurat. Setelah Lobar ditetapkan sebagai kawasan zona merah penyebaran Covid-19. Hal ini berdasarkan hasil rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Provinsi NTB beberapa waktu lalu, dan tingginya peningkatan kasus Covid di Lobar. Dampaknya Pemkab Lobar menutup seluruh sekolah di Lobar terhitung hari ini (26/7).
Surat edaran (SE) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) pun sudah dikeluarkan terkait itu. Di surat nomor 800/1855-Set/DISDIKBUD/2021 itu juga diterangkan pembelajaran tatap muka (PTM) yang seharusnya digelar bulan ini digantikan dengan pembelajaran dari rumah (BDR) secara dalam jaringan (Daring) terhitung 26 Juli sampai batas yang belum bisa ditentukan.
“Kondisinya kita zona merah, perintah pak Bupati bagaimana semua sekolah mulai hari Senin ditutup,” tegas Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar, H Baehaqi yang dikonfirmasi, akhir pekan kemarin.
Rapat terkait penutupan itu dilangsungkan Jumat (23/7) lalu dihadiri oleh Dikbud, Kemenag Lobar. Sebab penutupan itu tidak hanya berlaku pada seluruh sekolah negeri, swasta dan madrasah di Lobar. Melainkan juga pondok pesantren dan sekolah islam lainnya. Termasuk 11 sekolah yang sebelumnya diperbolehkan mengelar PTM.
“Untuk sementara sampai dengan nanti Lobar sudah bisa keluar dari zona merah. Nanti bisa menjadi pertimbangan kalau sudah keluar mana yang boleh,” jelasnya.
Meningkatnya kasus Covid di Lobar hingga menjadi zona merah tak terlepas dengan keberadaan Kota Mataram yang lebih dahulu zona merah. Pasalnya sebagian warga Lobar bekerja di Mataram dan sebaliknya. Sehingga tak bisa terelakan jika Lobar akan turut menjadi zona merah.
Langkah penutupan seluruh sekolah di Lobar itu mendapat dukungan Wakil Ketua DPRD Lobar Hj Nurul Adha. Meski diakui politisi PKS itu para para orang tua maupun siswa begitu antusias menyambut rencana PTM digelar kembali sebelum Lobar zona merah. Namun dengan kondisi kasus Covid di Lobar hingga menjadi zona merah, hal itu pun harus dipertimbangkan kembali untuk digelar PTM.
“Tetapi saya juga melihat data perkembangan Covid khususnya di Lobar mengalami lonjakan kasusnya,” jelasnya.
Karena bagaimanapun Lobar dan Kota Mataram sangat berdekatan. Ketika lonjakan kasusnya meningkat di Mataram pasti efeknya juga ke Lobar. Hal itu terbukti dengan meningkatnya kasus positif Covid dengan yang meninggal akibat virus itu. “Semua masyarakat bersabarlah dan ikuti arahan pemerintah,” ungkapnya.
Ia menilai tentunya pemerintah sudah menganalisa bersama tim medis demi kesehatan bersama. Terutama keselamatan para anak-anak yang sekolah. Meski wanita yang akrab disapa Umi Nurul itu sebelumnya begitu mendukung agar segera pembelajaran tatap muka. Namun dengan lonjakan kasus itu, ia ingin tetap para anak-anak selamat dan terhindar.
“Saya mendukung pemerintah menutup sekolah tatap muka, karena sekarang harus kita lihat fakta dan kondisi kasus yang tinggi,” tegasnya. (win)
