PRAYA – Sistem zonasi bagi sekolah yang sepi peminat mulai dipertanyakan. Salah satunya yakni di SMPN 7 Praya. Dimana saat ini dimasa penerimaan siswa baru, saat ini hanya baru menerima 10 siswa didik baru .
Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Irham menuturkan, sampai saat ini baru menerima 10 orang siswa baru yang sudah mendaftar.
Di tahun ajaran sebelumnya ia menceritakan dimana untuk murid kelas VII hanya berjumlah 4 orang. Kemudian untuk kelas VIII hanya berjumlah 7 orang, dan untuk kelas 9 yang lulus tahun ini sekitar 10 orang.
“Sepinya sekolah karena banyak hal. Lokasi yang tidak berada di pinggir jalan utama dan banyaknya lembaga pendidikan di sekitar terutama pesantren. Sehingga sumber sekolah yang tidak terlalu banyak,” ungkapnya.
Adapun yang telah dilaksanakan yakni sosialisasi ke sekolah-sekolah terdekat. Baik dari pihak sekolah maupun dinas terkait zonasi dan memilih sekolah terdekat sebagai alternatif menyekolahkan putra-putrinya.
Ia menganggap, penilaian masyarakat masih belum bisa dianggap begitu terjamin dengan kondisi sekolah yang tempat ia mengajar.
“Kami terkesan masih baru, yakni baru meluluskan sekitar tiga angkatan saja. Namun secara kualitas kami memiliki sembilan orang guru PNS, artinya tidak kalah dengan sekolah negeri lainnya,” tegasnya.
Kemudian, adanya zonasi seharusnya dapat dirasakan semua pihak dan secara merata dipertegas ke semua sekolah. Supaya tidak adanya tumpang tindihan penerimaan siswa pada sekolah favorit dan sekolah yang minum peminat hanya menjadi alternatif.
Sementara Plt Kepala Dinas Pendidikan, HL Muliawan yang menuturkan, saat ini masih persiapan proses belajar mengajar tatap muka pada 12 Juli mendatang. Namun disiapkan prokes ketat dengan menyiapakan cuci tangan dan sabun, hand sanitizer, masker dan harus diisi daftar isian prokes tiap sekolah dalam memenuhi standardisasinya.
Ia menjelaskan, zonasi yang diberlakukan merupakan penerapan skala nasional, semua sekolah wajib memberlakukannya.
“Boleh dari luar area zonasi namun dengan catatan mengikuti pindah domisili orang tua atau siswa berprestasi,” jelasnya.
Adapun sekolah yang membeludak pendaftarannya diberikan batas waktu penerimaan siswa baru dan ditutup sesuai tanggal yang sudah ditetapkan.
“Sementara ini tidak ada komplain dari masyarakat. Mengingat sudah tersadarkan semua masyarakat dengan sistem zonasi tersebut. Dengan harapan setiap sekolah memiliki mutu yang khas masing-masing dengan keunggulannya. Dengan zonasi kami menguji guru apakah bisa hebat membangun sekolah,” terangnya.
Kaitan dengan SMPN 7 Praya yang kurang peminat, pihaknya berharap dengan adanya sistem zonasi dapat tersetarakan meski kondisi dikepung lembaga pendidikan di sekitar sekolah.(tim)
