MATARAM – Statement pedas salah satu wakil rakyat DPRD NTB, berhasil membuat Gubernur NTB Zulkiflimansyah terganggu. Bang Zul langsung melayangkan klarifikasi di media social (Medsos) facebook akunya.
Salah satu wakil rakyat sempat menyoroti soal program industrialisasi yang dinilai gagal. Gubernur dalam klarifikasinya menulis, jika dulunya industrialisasi itu sering diidentikkan dengan hadirnya Industri industri besar, terdapat pabrik pabrik besar yang penuh polusi dan menyebabkan orang beramai ramai meninggalkan desa untuk bekerja ke kota. Katanya, terkadang Industrialisasi selalu di pertentangkan dengan sektor sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan lainnya. Padahal jika industrialisasi berkembang secara otomatis sektor lainnya juga ikut berkempanga. Namun asumsi demikian dilihat gubernur wajar, karena industrialisasi di definisikan dan dimaknai sebagai peningkatan proporsi sektor industri terhadap PDB menggantikan kontribusi sektor pertanian.
Gubernur menjelaskan, industrialisasi yang disorot itu dengan mencontohkannya secara sederhana yaitu dulunya menjual sayur kelor sekarang itu di rubah menjadi Teh Kelor. Dari Teh Kelor bisa juga memproduksi Kopi Kelor, Sabun Kelor, Pasta Gigi Kelor dan banyak lagi yang lainnya. Hal itu karena akumulasi pengalaman, peningkatan kemampuan teknologi dan lainnya. Diconothkannya lagi dulunya mejual jagung mentah, dengan Industrialisasi sekarang jagung tersebut diolah menjadi Jus Jagung yang dikalengkan, menjadi pelengkap makanan dan juga yang utama menjadi pakan ternak.
“Dulu petani kita jual cabai dan tomat. Nah dengan industrialisasi kita agar cabai dan tomat ada harganya dan tidak selalu merugikan petani cabai dan tomat itu harus mulai diolah jadi sambal, jadi saus dan dikalengkan,” kata gubernur.
Dulunya hanya bisa membuat Sate Rembiga Ayam Taliwang. Namun dengan industrialisasi sekarang Sate Rembige dan ayam taliwang bisa dikemas bahkan bisa di kalengkan begitu juga ikan diolah menjadi ikan kering, abon dan seterusnya.
“Ini kelihatan kecil dan sederhana, tapi sebenarnya ini rumit, prosesnya lama, Pembelajarannya penuh pengorbanan. Mengira ini sebagai sebuah proses yang otomatis, sebentar dan tanpa biaya adalah kesalahan mendasarnya,” ulasnya.
Industrialisasi itu aktor utamanya Industri, perusahaan dan swasta. Bukan Pemerintah, pemerintah hanya memfasilitasi, membantu, memberi insentif, melindungi, membuat aturan main, melatih dan seterusnya. Ini dijelaskan guberur menanggapi adanya anggapan bahwa hasil industrialisasi itu hasil orang lain.
Gubernur juga mengatakan, jangan mengira merubah sayur kelor menjadi Teh Kelor itu gampang. Semua itu membutuhkan pengalaman, pengorbanan dan penderitaan puluhan tahun sehingga baru menjadi teh kelor.
“Butuh JPS Gemilang oleh pemerintah, baru akumulasi pengalaman dan pembelajaran di teh kelor bisa jadi pabrik yang bisa bikin teh kelor, sabun kelor, pasta gigi kelor, masker kelor dan kelor kelor lainnya,” tegasnya,
Industrialisasi Pemprov itu adalah industrialisasi yang memberdayakan sehingga pelaku UKM, Para Petani, Nelayan dan Peternak kita satu saat bisa tersenyum dan sejahtera. Industrialisasi sebuah proses besar untuk menyadarkan dan membangunkan dari tidur panjang yang melenakan, bahwa selama ini hanya memperkaya yang sudah kaya.
“Kelihatan sederhana, tapi ini sesungguhnya bukan pekerjaan kecil dan sederhana. Jalan nya panjang, berliku, mendaki dan penuh dengan ejekan. Ini semua masih merupakan langkah awal. Tapi bukankan setiap perjalanan panjang selalu harus di mulai dengan langkah pertama?,” pungkasnya. (jho)