MATARAM – Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi menilai gagasan Menparekraf sangat bagus. Secara pribadi maupun secara kelembagaan sangat didukungnya.
“Saya menilai gagasan Pak Menteri mau menjadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai lokasi sport tourism sudah tepat. Pak Menteri secara pribadi suka olahraga,” kata Mori, kemarin.
Politisi Gerindra itu mengatakan, jika melihat potensi ke wilayahan NTB terutama Lombok, seluruh bentang pantai, daratan dan pegunungannya sangat ideal untuk dijadikan lokasi menghelat ajang sport tourism tersebut. Terlebih lagi ajang Triathlon sangat cocok dilakukan di wilayah Pulau Lombok.
“Keunggulan NTB adalah dari sisi keindahan pantainya. Ini juga ditopang adanya udara yang masih segar dan bebas polusi. Jadi, NTB itu sangat cocok dan selaras dengan rencana pak Menteri Pariwasata menghelat sport tourism kedepannya,” ucap Mori Hanafi.
Menurutnya, secara rute menyarankan agar ajang Triathlon sangat cocok dilakukan di tiga wilayah. Yakni, Lombok Barat, Kota Mataram dan Lombok Tengah.
Dia menambahkan, untuk kegiatan perlombaan renang dilakukan di Pantai Senggigi, Lombok Barat. Sementara, kegiatan lomba lari dilakukan di jalanan Kota Mataram. Selanjutnya, ajang bersepeda dilakukan di kawasan Mandalika, Lombok Tengah.
Mori meminta setelah adanya sinyal dari pemerintah pusat melalui Kemenparekraf untuk menghelat sport tourism itu, seyogyanya Pemprov NTB melalui OPD terkait perlu menindak lanjuti dari sisi anggaran dan biaya promosi yang memadai di APBD.
Sebab, lanjut dia, para peserta sport tourism itu tidak lagi hanya sebatas atlet nasional, namun dari berbagai negara dibelahan dunia. Mengingat, mereka memiliki komunitas tersendiri.
“Kita enggak boleh setengah-setengah. Tapi harus serius menyelenggarakannya,” katanya.
Pihaknya berterima kasih dengan ide dari Kemanparekraf itu. Untuk itu, Pemprov harus mulai memikirkan biaya promosi dengan program kerja OPD terkait yang terukur dan harus mengarah ke spot tourism.
Apalagi, ajang ini dapat juga dijadikan upaya membangkitkan pariwisata NTB pasca-pandemi COVID-19 yang membuat lesunya sektor unggulan tersebut.
“Yang kita persiapkan adalah bagaimana membuat promosi yang lebih lagi dan tidak biasa seperti paket wisata selama ini. Minimal para komunitas Triathlon itu kita undang untuk melihat lokasi-lokasi yang akan kita jadikan lokasi sport tourism ke depannya,” katanya.
Dibandingkan dengan Bali, Daerah NTB jauh lebih keren. Pengaturan lalu lintas pun sangat ringan. Sementara Bali sendiri dikenal daerah macet sehingga agak berat mengatur lalin.
“Kita ada rekayasa Lalu Lintas tapi rekayasanya tidak seberat Bali,” katanya.
Mori yakin jika NTB sudah dikenal sebagai sport tourism maka akan bisa mengalahkan kalender event tourism lainnya di NTB. Bahkan ia juga membandingkan kemeriahan akan sama dengan even Nyale di Lombok Tengah. Sebab salah satu tujuan sport tourism itu bagaimana mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi berkunjung ke NTB.
“Intinya sport tourism kita berharap banyak turis masuk. Tentu kita dorong melalui kebijakan program di eksekutif. Kita harus sadar bahwa jangan cuma konseptual tapi juga anggaran yang memadai baik untuk persiapan, promosi dan lainnya,” bebernya.
Kalau sport tourism ini bisa dibayangkan pesertanya bukan nasional tapi manca negara. Dia bisa jadi even internasional terselenggarakan NTB. Bisa mengalahkan kalender event tourism kita sebelum nya.
Mori menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sandiaga yang telah melihat NTB sangat layak sebagai sport tourism.
“Infrastruktur harus disiapkan. Sebenarnya sudah bagus yang perlu dipersiapkan juga promosinya. Dan memang program kerja yang mengarah kepada program Eko tourimsm ini harus juga diprioritaskan,” pungkasnya. (jho)