KLU—Potensi sumber pendapatan daerah (PAD) masih
cukup banyak yang belum digarap. Salah satunya pada sektor retribusi rekreasi
olahraga dan pariwisata yang ditangani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Lombok Utara. Rencananya sejumlah destinasi wisata yang mulai nampak diminati
akan menjadi sasaran untuk dipungut retribusi. Diantaranya Pantai Impos dan
Ekowisata Kerujuk.
“Rencananya Kerujuk dan Pantai Impos akan
kita pungut retribusinya. Tapi sebelum itu akan kita sesuaikan dulu regulasinya
melalui Perbup yang mengacu pada Perda yang telah ada,” ungkap Kabid
Destinasi Wisata, I Wayan Bratyasa kemarin.
Dalam Perbup Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyesuaian
Tarif Retribusi Rekreasi Pariwisata yang mengacu pada Perda Nomor 5 Tahun 2010
itu telah dipaparkan tarif untuk rekreasi wisata pantai. Untuk domestik dewasa
sebesar Rp 2 ribu sementara anak Rp 1000, dan wisatawan asing Rp 5 ribu. Sementara
untuk retribusi rekreasi wisata air terjun ditetapkan tarif sebesar Rp 5 ribu
untuk wisatawan domestik dan 10 ribu untuk wisatawan asing. “Dari tarif
yang sudah ada ini juga nanti akan diubah untuk disesuaikan lagi. Sehingga Perbup
Nomor 30 Tahun 2015 Itu akan kita perbaharui mengingat ada destinasi wisata
baru yang akan kita pungut,” jelasnya.
“Namun terlepas dari pada itu, kami juga
akan melakukan tahapan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku wisata. Paling
cepat proses sosialisasi kita lakukan sampai enam bulan,” imbuhnya.
Sementara, mengenai prosedur penarikan yang
diberlakukan secara online diakui Brata saat ini masih belum maksimal. Dikarenakan
sejumlah kendala dilapangan. Saat ini proses online baru dimulai di Pelabuhan
Bangsal, sementara untuk Pelabuhan Teluknara yang mendapat dukungan dari Kementerian
Desa masih mengalami kendala. Dimana sejumlah pihak masih belum sepakat dengan
rencana itu.
Hal lain berkaitan dengan capaian retribusi
rekreasi pariwisata di awal tahun 2020 ini, Disbudpar kata Brata, sudah mampu
memungut secara keseluruhan sebesar Rp 17 juta lebih dalam sebulan. Angka
capaian retribusi ini tersebar di tiga titik. Terbesar di Pelabuhan Bangsal,
menyusul air terjun Senaru, dan kawasan Pelabuhan Teluknara. Sementara terkait
dengan target yang mesti dicapai tahun 2020 cukup tinggi yakni sebesar Rp 2,4 miliar.
“Untuk kapal cepat Bali-Lombok yang belum kita pungut sampai saat ini,
kedepan akan kita pungut. Kita sudah koordinasi dengan pengusaha kapal cepat
yang ada dan mereka bersedia,” pungkasnya. (dhe/r3)
Post Views : 348