BERI KLARIFIKASI : H. L. Zainal Edy (tooi putih), Abdul Wahid dan Hari Wiyata yang disebut-sebut melakukan dugaan intimidasi terhadap seorang Jurnalias saat mendatangi markas bersama wartawan Lombok Tengah di Kantor FKUB Lombok Tengah, Praya, Jumat (17/10). (IST/RADARMANDALIKA.ID)

LOTENG – Kasus dugaan intimidasi terhadap wartawan GatraNTB.com Y. Surya Widi Alam, berbuntut panjang.

Widi, sapaan akrab Surya Widi Alam, telah melaporkan kasus intimidasi itu ke Polres Lombok Tengah. Kini kasus itu tengah ditangani Satuan Reserse Kriminal Polres Lombok Tengah.

Widi sudah dilakukan BAP. Sementara, H. L. Zainal Edy, Abdul Wahid dan Hari Wiyata yang disebut-sebut melakukan dugaan intimidasi dan pemukulan membantah duduhan tersebut.

Ketiga orang itu mendatangi markas bersama Wartawan Lombok Tengah di Kantor FKUB Lombok Tengah, Praya, Jumat (17/10).

H. Zainal mengatakan, apa yang dituduhkan baik melalui berita ataupun Medsos itu tidak benar. Tuduhan menempeleng (tampar) korban adalah sesat yang ada hanya menempuk nepuk atau elus elus pipi korban.

“Bisa ditanyakan kepada yang bersangkutan dan teman-teman wartawan yang ikut juga menyaksikan kejadian itu,” ungkapnya melalui rilis yang diterima media ini, Jumat (17/10).

Dia juga membantah bahwa dirinya LSM, sebab mereka bertindak selaku diri pribadi. “Kami bukan LSM, kami tidak bernaung di LSM manapun, kami bertindak atas nama pribadi,” ungkapnya.

Tuan Enal, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya keberatan dengan pemberitaan soal demo atau masa tandingan. Sebab pada saat Praya Bersatu akan demo di Kantor PDAM Lombok Tengah, terlebih lagi potonya dipampang di media. Dia bersama yang lain akan menonton demo.

“Tak kami diundang siapapun, apalagi dikatakan demo masa tandingan, kalau kami demo pasti bersurat ke Polres,” tegasnya.

Atas pemberitaan tersebut, pihaknya kemudian menemui Widi saat upacara HUT Lombok Tengah ke-80 di Kantor Bupati.

“Kkami datang selain untuk nonton apel, tetapi juga untuk menemui Widi untuk menanyakan soal berita itu, tidak ada niat kami untuk intimidasi, tak ada yang menyuruh kami,” jelasnya.

Saat akan bertemu Widi, tutur Tuan Enal, Hari kemudian membawanya ke basemen dengan cara dirangkul.

“Tidak geret seperti yang diberitakan, saya cuma rangkul, banyak saksinya,” kata Hari menimpali.

Memang, kata Tuan Enal, bahwa dirinya meminta kepada Widi untuk menghapus beritanya namun Widi menolak.

“Kami memang minta berita dihapus kalau bisa tetapi Widi menolak dan meminta saya untuk menggunakan hak jawab kami,” jelasnya.

Setelah selesai kamipun saling meminta maaf dan berpelukan lalu pulang.

Terkait dengan laporan Widi ke Polres, Tuan Enal tidak mempermasalahkan. Sebagai warga negara yang baik maka harus taat hukum.

“Gak masalah dilaporkan, kami hargai itu, kami akan ikuti prosesnya,” tandanya. (*)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *