SEPI: beginilah kondisi lapangan Golf GEC Golong Tidak Terawat beberapa hari lalu. (WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA)

LOBAR— Pengelolaan Lapangan Golf GEC Rinjani di Desa Golong sudah tidak maksimal. Kondisinya bahkan sudah rusak dan tidak layak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB didorong mengambil alih pengelolaan Lapangan Golf itu.

“Harapannya agar aset daerah seluas 76 hektare ini bisa dikelola lebih profesional, baik oleh pemerintah daerah sendiri maupun dialihkan kepada investor yang lebih mumpuni,” terang kepala Desa Golong Kecamatan Narmada Muhammad Zainuddin .

Persentase kepemilikan aset Lapangan Golf GEC Rinjani 60 persen Pemprov NTB dan 40 persen Pemkab Lombok Barat. Ia menyayangkan target pembangunan 500 vila yang tidak tercapai, sementara biaya pemeliharaan (maintenance cost) hanya menggunakan cara manual, tanpa teknologi canggih.

”Harapan kami pengelolaannya bisa diambil alih oleh pemerintah daerah. Bisa dikelola sendiri atau dialihkan ke investor yang lebih profesional,” jelas Zainuddin.

Penurunan jumlah pemain saat ini diakatakanya menjadi sorotan utama. Dari yang dulu 3.000 pemain per bulan di lapangan golf ini, kini hanya berkisar antara 100 hingga 190 pemain. Akibatnya, royalti yang diterima Pemda hanya Rp 35 juta per tahun, dengan pembagian 60 persen untuk provinsi dan 40 persen untuk kabupaten.

Lebih parahnya, dia mengutarakan, informasi yang didapatkannya pengelola golf menunggak pajak hingga Rp 2 miliar, yang sempat membuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memasang plang pemberitahuan penunggakan pajak.

”Sekarang masih nunggak. Kami di Desa Golong gigit jari padahal harapannya kita bisa dapat 10 persen,” ungkap Zainuddin dengan nada kecewa.

Zainuddin menyarankan agar Pemda mengalihkan pengelolaan kepada investor lokal yang memang memiliki kapabilitas, seperti bos Varindo, Farid Amir, yang dikabarkan siap mengelola. ”Sekarang lihat hotelnya mati suri, kolam renang tidak dikelola dengan baik. Ini aset Pemprov dan kabupaten,” tegasnya.

Senada dengan Pemdes Golong, Anggota DPRD Lombok Barat Dapil Narmada-Lingsar, H. Jumahir, juga menyuarakan keprihatinannya. Ia menegaskan pentingnya meninjau legalitas kepemilikan aset dan akan segera mengkomunikasikannya dengan pihak provinsi.

“Kami akan komunikasikan dengan provinsi. Kita rugi kalau ada aset yang tidak produktif. Carikan investor baru,” ujar Jumahir.

Jumahir menambahkan bahwa dari analisis keuangan, lebih baik aset tersebut dilepas jika terus merugi. Ia mendorong Pemda untuk mencari investor baru yang memiliki jaringan lebih luas dan profesional, yang diyakini dapat membawa manajemen lebih baik.

”Kami mendorong Pemda mencari pengelola baru. Bagaimana agar lebih menguntungkan. Kalau tidak dikelola profesional bisa merugikan daerah,” pungkasnya.

Pantauan lapangan, kondisi lapangan golf ini memang memprihatinkan. Beberapa kamar penginapan yang ada di area lapangan golf terlihat urang terurus. Begitu juga kolam renangnya terihat lumutan tak dibersihkan. Tak ada pemain golf yang terlihat bermain di lokasi lapangan ini Hari Minggu (27/7) lalu.(win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *