LOBAR—Satuan Gugus Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG) Lombok Barat (Lobar) menemukan banyak makanan MBG yang mubazir. Temuan itu didapati saat tim turun ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Jumat (3/10). Lantaran menu makanan yang disajikan salah satu SPPG tidak menggugah selera. Menu yang disajikan berupa roti tawar dengan saus tomat kemasan ditambah sepotong ayam fillet dengan sayur kacang dan buncis rebus.

“Dari ratusan ompreng jatah sekolah itu, baru lima puluh persen yang dibagikan. Mungkin karena anak-anak kurang suka roti dan sayur, jadi masih banyak yang tidak dimakan,” ujar Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar Heny Murdiati saat berkunjung ke sekolah tersebut.

Ketua Satgas MBG Lobar, H. Saepul Akhkam sudah mengunjungi SPPG tersebut. Disinyalir makanan yang disajikan akan kurang menggugah selera anak-anak.

“Bagaimana anak-anak mau menikmati MBG jika menunya seperti itu? Harusnya pihak SPPG tidak hanya menggugurkan kewajiban hanya memperhitungkan aspek kandungan gizi. Ngapain bergizi jika tidak dimakan? Mubazir,” cetusnya.

Satgas mengimbau SPPG melakukan pengecekan terhadap bagaimana penerimaan para siswa terhadap MBG yang disuguhkan. Tak hanya itu Ahkam juga menyarankan pihak sekolah, mengembalikan MBG yang tidak dimakan itu kepada SPPG.

“Biar mereka tahu MBGnya tidak dimakan karena tidak disuka,” ujarnya.

Berbeda dengan SPPG yang melayani SD 1 Telagawaru, MBG yang disajikan salah satu SPPG untuk SDN 2 Montong Are justru disantap habis siswa. SPPG menyajikan menu nasi putih dengan lauk sayur, ayam kecap, dan susu. Menu itupun sangat menggugah selera.

Meski demikian, Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar H Ilham yang ikut turun memantau berpesan kepada pihak SPPG. Terutama berkaitan proses mengolah makanan. Ia mewanti-wanti agar memperhatikan durasi waktu saat makanan siap disajikan.

“Kemenkes punya SOP. Tidak boleh makanan itu tidak dimakan paling lama 3 jam. Jadi SPPG harus memperhatikan itu. Jangan sampai karena terlalu lama di makan sejak matang, justru bisa terkontaminasi,” tegas Ilham.

Kabar dugaan keracunan di beberapa sekolah akhir-akhir menjadi perhatian pihaknya. Agar memastikan MBG itu aman. Karena bisa saja makanan jadi basi atau ada bakteri yang masuk ke Makanan.

“Dua hari yang lalu, Satgas menerima laporan. Ada sebuah madrasah yang menerima MBG di makanan belatung, baik di nasi maupun ayam yang akan dimakan oleh anak-anak. Untungnya disadari dari awal. Bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau berakibat fatal bagi anak-anak,” ujarnya tinggi.

Dalam kesempatan Satgas di hari ini mengunjungi 3 dapur SPPG dan 2 sekolah penerima. Selama kunjungan itu, ada 2 SPPG beroperasi seperti biasa dan 1 SPPG yang berhenti sementara.

“Kita akan rutin sidak SPPG dan berkunjung ke sekolah. Kita ingin semua SPPG bertanggung jawab atas MBG yang disajikannya. Program ini sangat mulia. Jangan sampai salah prosedur dan berakibat fatal bagi anak-anak yang menjadi sasaran MBG ini,” pungkas Ilham. (win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *