SATU lagi dapur layanan Makan Bergizi (MBG) akan beroperasi di Kecamatan Janapria. Dapur itu bernama Dapur Embung Belo Direk, berlokasi di Desa Lingkuk Beringe. Pada Jumat, 14 November 2025, dapur ini resmi diperkenalkan melalui kegiatan sosialisasi yang dihadiri berbagai unsur masyarakat.
Sejak pukul 08.00 WITA, halaman dapur tampak lebih hidup daripada hari-hari biasanya. Udara pagi yang lembut menyambut kedatangan para kepala sekolah, kader Posyandu, tokoh desa, hingga penerima manfaat lainnya. Mereka datang dengan wajah penuh perhatian, seolah memahami bahwa pagi itu bukan sekadar pertemuan, tetapi langkah kecil menuju masa depan gizi anak-anak Janapria.
Di antara kesibukan panitia yang menyiapkan acara, suara ramah para tamu saling bersahutan. Suasana berubah menjadi ruang silaturahmi yang hangat, tempat gagasan dan harapan dipertukarkan.
Ketua Yayasan Islam As-Salam Lombok, HL Damawan, menjadi salah satu tokoh yang memberi warna kuat pada acara tersebut. Dengan nada tenang namun tegas, ia menegaskan pentingnya menjaga kualitas dapur yang kini menjadi dapur keempat yayasan, dua di antaranya berada di Janapria.
“Makanan bergizi itu bukan soal enak, tetapi soal sehat dan memenuhi standar gizi. Dapur harus steril. Sisa makanan tidak boleh dibawa pulang atau dimakan di tempat. Kami melayani lebih dari 2.500 penerima manfaat, maka kedisiplinan adalah harga mati,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap karyawan dapur wajib sehat, menjalani pemeriksaan, dan bekerja penuh tanggung jawab mengingat besarnya amanah yang dipikul.
Sementara itu, Camat Janapria yang diwakili H. Azhar Athar mengingatkan kembali perjalanan panjang masyarakat dalam menghadapi persoalan gizi. Ia mengenang masa-masa ketika banyak anak hanya makan nasi dengan sambal, kondisi yang berujung pada tingginya angka stunting.
Kini, dengan hadirnya program MBG (Makan Bergizi), ia melihat secercah cahaya perubahan.
“Makanan bergizi belum tentu enak. Sama seperti makanan rumah sakit, perlu edukasi. Anak-anak harus paham bahwa makanan sehat wajib dimakan. Mereka terbiasa dengan penyedap, maka edukasi itu penting,” tuturnya.
Ia menyarankan karyawan dapur menandatangani pakta integritas dan bekerja sejak tengah malam untuk memastikan makanan tiba tepat waktu dan tetap segar.
Dari sisi kehalalan, Asmuni dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan komitmen dapur As-Salam.
“Yang kami dorong bukan hanya halal, tetapi juga halalan thayyiban — baik dan menyehatkan. Tanpa penyedap, tanpa kompromi,” katanya.
Dukungan juga datang dari unsur TNI. Danramil Janapria menegaskan bahwa program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga membuka ruang kesejahteraan bagi para karyawan dapur yang bekerja siang dan malam. Babinsa pun dilibatkan untuk mengawasi jalannya program agar distribusi aman dan tepat sasaran.
Sebelum acara dimulai, Pemilik Dapur Embung Belo Direk, H. Sumardi, menyampaikan bahwa sosialisasi ini menjadi jembatan penting antara dapur dan para penerima manfaat.
“Kami ingin semua memahami alur layanan dan standar produksi. Semua ini untuk memastikan anak-anak kita mendapat gizi yang layak,” katanya.
Acara kemudian berkembang menjadi ruang tanya jawab yang hidup. Para kepala sekolah dan kader Posyandu bertanya tentang menu harian, mekanisme retur, jam kerja dapur, serta strategi edukasi gizi agar anak-anak tidak membuang makanan.
Nasrullah, Kepala SPPG Dapur Embung Belo Direk, menjawab dengan lugas.
“Kami akan menjalankan tugas sesuai aturan. Kolaborasi dengan sekolah dan semua mitra adalah kunci agar pelayanan berjalan maksimal,” ucapnya.
Menjelang siang, kegiatan ditutup dengan harapan yang mengalir pelan namun kuat: bahwa dapur ini bukan hanya tempat memasak, tetapi ruang pengabdian — tempat para karyawan berjaga di tengah malam, tempat para guru menitipkan masa depan murid-muridnya, tempat pemerintah dan masyarakat bergandengan tangan demi satu tujuan yang sama: gizi yang layak untuk generasi yang lebih sehat.
Dengan sosialisasi ini, kolaborasi antara dapur, sekolah, pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan aparat keamanan diharapkan semakin solid. Harapannya, layanan pemenuhan gizi di Janapria berjalan lebih efektif, tepat sasaran, dan memberikan dampak nyata bagi masa depan anak-anak di wilayah ini. (*)
Keterangan Foto:
Para tamu dan undangan foto bersama, usai sosialisasi Dapur Embung Belo Direk, Desa Lingkuk Beringe, Jumat, 14 November 2025. (ist)