LOBAR—Pelaksanaan debat perdana Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Lombok Barat (Lobar) yang berlangsung di kawasan Senggigi, Sabtu (19/10) malam berjalan sukses. Hanya saja banyak catatan yang diutarakan para Paslon atas pelaksaannya. Terutama terkait sorakan para pendukung paslon yang hadir saat debat justru mengganggu kosentrasi paslon. Bahkan ketika paslon akan menjawab pertanyaan, pendukung paslon lain justru bersorak sorak. Hingga mengeluarkan perkataan mengejek dan sebagainya.

“Masukan kami untuk penyelenggara KPU untuk debat pertama ini bisa dievaluasi kembali. Untuk membuat suasana yang lebih kondusif,” saran Paslon Nomor urut 4 Lalu Ahmad Zaini dan Hj Nurul Adha (LazAdha) selepas debat.

Menurut Nurul Adha, para Paslon di debat ingin saling adu gagasan dalam membangun daerah. Namun terganggu dengan riuh suara sorakan pendukung.

“Kita adu gagasan untuk saling mendengar,” pungkanya.

Ketidak nyamanan tidak hanya dirasakan para paslon yang ada di acara debat itu. Namun Masyarakat Lobar yang menonton secara live baik melalui kanal youtube KPU maupun TVRI juga merasakan yang sama. Masyarakat tak dapat mendengar jelas gagasan visi misi para paslon saat debat karena sorakan para pendukung.

“Endak tertip sekali kita nyimak di youtube. Esensi penyampaian visi misi hilang,” ujar Taufik salah seorang warga dasan geria kepada Radar Mandalika.

Menangapi hal itu, Ketua KPU Lobar, Lalu Rudi Iskandar mengaku akan menjadikan hal itu bahan perbaikan untuk pelaksanaan Debat kedua Novembar mendatang.

“Alhamdulillah pelaksanaan debat pertama bisa berjalan lancar, kalaupun ada terdapat kekurang nyamanan akibat terlalu banyaknya pendukung yang hadir,” terang Rudi.

Ia menyadari jumlah pendukung hadir terlalu besar dari kapasitas ruangan yang digunakan saat itu. Sebab diakuinya satu Paslon membawa 80 orang pendukung. Sehingga total 320 orang yang hadir diluar penyelanggara KPU,Bawaslu, Forkopimda Lobar.

“Ini menjadi evaluasi kita bersama agar debat kedua nanti pelaksanaanya lebih baik lagi,” jelasnya.

Mantan Komisioner Bawaslu itu menyadari eporia pendukung saat debat biasa terjadi. Namun dengan keterbatasan pendukung yang hadir, dinilai Rudi justru tidak akan mengganggu kosentrasi para Paslon.

“Tentu dengan begitu eporia itu tidak akan berdampak menganggu kosentarasi para paslon,” pungkasnya.(win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *