MATARAM – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat menerima kunjungan dari BRIDA Kota Bima dalam rangka koordinasi dan konsultasi penyusunan Rencana Kerja serta Rencana Strategis (Renstra) 2025–2029. Rombongan diterima langsung oleh Kepala BRIDA NTB didampingi Sekretaris Badan dan perwakilan kelompok kerja (pokja).
Kepala BRIDA NTB, I Gde Putu Ariadi memperkenalkan profil dan nomenklatur terbaru BRIDA, sekaligus memaparkan sejumlah riset yang tengah dikembangkan. Di antaranya riset sosial-budaya terkait joki cilik dan peresean, pemanfaatan air lindi untuk mendukung ketahanan lingkungan, serta riset pendampingan lahan kering. Saat ini, BRIDA NTB bersama BRIN juga sedang mempersiapkan riset kultur jaringan sebagai salah satu langkah penguatan inovasi pertanian.
“Semua program pemerintah provinsi dengan tiga fokus utama harus didukung oleh data dan inovasi. Karena itu, riset yang dipilih harus sejalan dengan visi dan misi daerah,” ujar Kepala BRIDA NTB.
Ia menegaskan bahwa kunci keberhasilan inovasi adalah kolaborasi yang baik dalam mengatasi persoalan nyata di masyarakat.
Sementara itu, Kepala BRIDA Kota Bima Arif Roesman Effendy menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan. Ia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun Renstra 2025–2029 dan mengharapkan masukan dari BRIDA NTB untuk memperkaya arah kebijakan riset dan inovasi di Kota Bima.
“Kami juga berharap ada contoh riset dengan skala kecil yang relevan diterapkan di Kota Bima, serta gambaran struktur organisasi BRIDA NTB sebagai bahan referensi,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BRIDA NTB menekankan bahwa penyusunan struktur organisasi dan perincian program harus berlandaskan nomenklatur resmi sesuai Permendagri, agar rencana kerja BRIDA Kota Bima dapat berjalan efektif dan terarah.
Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen untuk terus memperkuat koordinasi antara BRIDA Provinsi dan kabupaten/kota, guna menciptakan riset yang berdampak nyata dan inovasi yang selaras dengan kebutuhan masyarakat daerah. (jho)